Jatim
Sabtu, 2 Oktober 2021 - 11:14 WIB

Hanya Punya 10 Siswa/Kelas, 8 SDN di Kota Madiun Bakal Di-Regrouping

Abdul Jalil  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Madiun, Maidi, seusai meninjau bangunan gedung baru di sekolah-sekolah, Jumat (1/10/2021). (Madiunpos.com/Abdul Jalil)

Solopos.com, MADIUN — Pemerintah Kota Madiun berencana melakukan regrouping sejumlah sekolah yang jumlah siswanya sedikit. Regrouping dirasa penting supaya pembelajaran lebih efektif.

Wali Kota Madiun, Maidi, mengatakan pendataan dari Dinas Pendidikan menyebutkan ada tujuh sampai delapan sekolah dasar negeri di Kota Madiun yang kekurangan siswa. Sekolah-sekolah tersebut jumlah siswanya hanya rata-rata 10 anak per kelas atau satu sekolah hanya 60-70 murid.

Advertisement

“Sekolah yang muridnya sedikit. Hanya 70 anak atau 60 anak akan saya jadikan satu,” kata dia saat meninjau pembangunan gedung sekolah di SDN 02 Kartoharjo, Jumat (1/10/2021).

Baca Juga: Banyak Sekolah di Madiun Rusak, Pemkot Kucurkan Rp18 Miliar

Advertisement

Baca Juga: Banyak Sekolah di Madiun Rusak, Pemkot Kucurkan Rp18 Miliar

Dengan kondisi tersebut, kata Maidi, sekolah tersebut akan dijadikan satu dan kualitasnya diperbaiki. Dengan penggabungan itu, menurutnya, pengelolaan sekolah diklaim lebih efektif.

Sebelum menuju ke regrouping, Maidi menegaskan akan memetakan secara geografis lokasi masing-masing sekolah. Sehingga terlihat lokasi dan luas area sekolah.

Advertisement

“Kan sekarang ada sekolah yang satu kelas isinya cuma 10 anak. Itu nanti digabungkan dengan tiga sekolah. Sehingga satu rombongan belajar berisi penuh. Itu kan lebih efektif,” ujarnya.

Baca Juga: Wow! 28 Kabupaten/Kota di Jatim Masuk Level Satu, Siap Berkunjung?

Minimnya jumlah siswa di sekolah, menurut Maidi karena saat ini jumlah anak-anak di Kota Madiun cenderung menurun. Hal itu terlihat dari rata-rata pasangan suami istri di Kota Madiun hanya memiliki 1,8 anak. Artinya, program pengendalian kelahiran anak di Kota Madiun terkendali.

Advertisement

“Kota ini lama-lama kekurangan anak. Karena angka kelahiran kita hanya 1,8. Ini artinya kan program dua anak cukup kan berhasil. Dan ini kalau diterus-teruskan kan juga berbahaya,” jelas dia.

Tidak hanya sekolah dasar negeri saja yang akan digabungkan, tetapi juga sekolah menengah pertama (SMP) negeri.

Maidi menjelaskan SMP negeri yang akan digabungkan menjadi satu adalah SMPN 1, SMPN 3, dan SMPN 13. “Ketiga SMP itu akan digabungkan menjadi SMPN 1,” kata Maidi.

Advertisement

Baca Juga: Bupati: Stigma Warga Madiun Keturunan PKI Masih Ada

Untuk penggabungan jenjang SMP ini, lanjutnya, karena masyarakat Madiun masih banyak yang berkeinginan anaknya masuk ke SMPN 1. Untuk itu, menurut dia, akan lebih efektif tiga sekolah itu digabung menjadi satu. Terlebih ketiganya berada di satu kawasan.

“Nanti sarananya dipenuhi. Gurunya disekolahkan. Setelah lulus, anak-anak akan menjadi pintar,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif