Jatim
Minggu, 24 September 2023 - 21:02 WIB

Hama Tikus Merajalela, 2 Tahun Petani Sidorejo Ngawi Tak Bisa Panen Maksimal

Yoga Adhitama  /  Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Hamparan area persawahan di Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi yang terdampak hama tikus, Minggu (24/9/2023).(Solopos.com/Yoga Adhitama).

Solopos.com, NGAWI-Ratusan petani di Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi menjerit akibat serangan hama tikus dan burung. Kondisi ini sudah dialami petani sejak dua tahun terakhir.

Ketua Kelompok Tani (Poktan) Desa Sidorejo Wargito mengatakan di dusunnya terdapat 80 hektare (ha) lahan pertanian yang diobrak-abrik oleh hama tikus. Bahkan, serangan tikus hampir merata di semua jenis tanaman.

Advertisement

“Di Dusun Tanon, dari 80 ha [lahan pertanian] yang merasakan panen sekitar 2 ha. Itupun kalkulasi keseluruhan,” kata Wargito kepada Solopos.com, Minggu (24/9/2023).

Dia melanjutkan hasil panen yang diperoleh petani sangat memprihatinkan. Dari 1 ha tanaman padi tidak ada 0,5 ha yang berhasil dipanen.

Advertisement

Dia melanjutkan hasil panen yang diperoleh petani sangat memprihatinkan. Dari 1 ha tanaman padi tidak ada 0,5 ha yang berhasil dipanen.

“Luas 1 ha, paling yang dibawa pulang cuma lima karung gabah itu sudah alhamdulillah,” ucapnya.

Organisme pengganggu tanaman (OPT) ini mulai menyerang tanaman petani sejak masa pembuahan. Akibatnya, tanaman tidak mampu berbuah secara maksimal. Bahkan, tanaman akan membusuk.

Advertisement

Jika saat ini kondisinya normal, tanaman padi di Desa Sidorejo sudah hampir panen dan ada yang baru pembentukan buah. Namun, sekarang rata-rata tinggal menyisakan jeraminya saja.

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Sidorejo Danang Pamungkas saat dimintai konfirmasi mengaku sudah melakukan berbagai upaya, mulai dari spiritual hingga tindakan nyata, seperti pembagian obat tikus kepada petani.

“Pemerintah Desa sudah mengupayakan pembagian obat tikus besar-besaran untuk mengurangi populasi tikus yang ada,” ujarnya.

Advertisement

Dia berharap ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi maupun pemerintah pusat untuk sama-sama memberantas hama tikus ini. Menurutnya, petani di desanya sedang menghadapi kondisi yang sulit lantaran kondisi ini sudah berlangsung sejak dua tahun lalu.

“Saat ini masyarakat memang benar-benar merasa sangat berat karena harga pupuk juga naik, ditambah musim kemarau, dan hama tikus ini menyebar dengan cepat,” ucap Danang.

Selain hama tikus, petani juga mengeluhkan serangan burung pipit. Burung yang juga tergolong OPT tersebut menyerbu sisa-sisa padi yang dimakan tikus.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif