Jatim
Senin, 24 Agustus 2015 - 20:05 WIB

HAMA TANAMAN : Sosok Kera Putih Ini Bikin Geger Perkebunan di Ngawi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Monyet pantai atau monyet putih yang diperdagangkan di tepi jalur jalan Solo-Ngawi. Minggu (23/8/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Hama tanaman berupa kera putih membikin geger di perkebunan di Ngawi.

Madiunpos.com, NGAWI — Warga di tepian jalur jalan Solo-Ngawi mengaku kerap resah dengan hadirnya gerombolan kera dengan bulu berwarna terang yang kerap menyatroni kebun mereka. Keresahan hati atas hadirnya hama tanaman perkebunan itu menjadi alasan langkah mereka menangkap monyet-monyet putih yang mereka sebut monyet pantai tersebut.

Advertisement

“Kami menyebutnya kera pantai. Mereka makan apa saja yang ada di ladang perkebunan milik petani di Ngawi, terutama tanaman pangan,” kata Siti, 37, warga Ngawi yang ditemui Madiunpos.com di sekitar Monumen Suryo, Banjarejo, Ngawi, Jawa Timur, Minggu (23/8/2015).

Di mata warga, monyet-monyet pantai hama tanaman perkebunan di Ngawi itu berbulu putih, atau setidaknya lebih terang warnanya dibandingkan lutung budeng atau lutung jawa (Trachypithecus auratus) yang berbulu hitam. Secara ilmiah, monyet atau kera pantai itu dikenal sebagai kera ekor panjang atau dalam istilah latin dikenal sebagai Macaca fascicularis.

Penjelasan terkait alasan penangkapan kera-kera ekor panjang itu dikemukakan Siti yang ditemui Madiunpos.com kala menjual primata-primata mungil itu di sekitar Monumen Suryo. Berdasarkan penelusuran Madiunpos.com di sejumlah situs web, kera ekor panjang atau Macaca fascicularis bukan termasuk satwa dilindungi sehingga warga menganggap sah memperjualbelikannya.

Advertisement

Warga lainnya, Umi, 46, mengamini kera pantai itu selama ini menjadi hama tanaman bagi pengelola perkebunan di Ngawi. Menurut dia, kehadiran kera ekor panjang atau Macaca fascicularis itu lebih sering terjadi pada saat musim kemarau atau musim panen hasil bumi.

Ditanya asal kera pantai yang merambah kebun dan tegalan itu, Umi memprediksi dari dalam perkebunan milik Perum Perhutani Unit II Jawa Timur (Jatim). Kera ekor panjang atau Macaca fascicularis itu mulai merambah kebun dan tegalan milik warga setelah musim kemarau 2015 mendera berkepanjangan.

“Mereka [kera pantai] datang dari kawasan dalam perkebunan milik Perum Perhutani. Tidak hanya perkebunan milik Perhutani di Ngawi, lahan pertanian warga di sekitar sini [jalur jalanSolo-Ngawi] juga turut diserang,” tegas Umi.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif