Jatim
Selasa, 10 Oktober 2023 - 18:13 WIB

Gubernur Khofifah Sebut Penanganan Karhutla Gunung Lawu Lamban, Ini Penyebabnya

Yoga Adhitama  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi Posko Satgas Penanganan Karhutla di Magetan, Selasa (10/10/2023). (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, MAGETAN — Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyebut penanganan kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu relatif lebih lama dibandingkan penanganan karhutla di Gunung Bromo dan Gunung Welirang yang terjadi beberapa waktu lalu.

Kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu kini telah memasuki hari kesebelas, Selasa (10/10/2023). Sedangkan api terpantau belum padam. Api masih terlihat menyala di beberapa titik di wilayah Kabupaten Magetan dan Kabupaten Karanganyar.

Advertisement

Khofifah menyebut pemadaman api kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu lebih lamban karena kondisi medan yang cukup sulit. Gunung Lawu lebih tinggi dibandingkan Gunung Bromo. Selain itu, tingkat elevasi kontur tanah juga berbeda. Gunung Bromo terkesan landai, sedangkan Gunung Lawu banyak medan yang terjal dan sulit dijangkau.

“Bromo lebih cepat karena tidak terlalu tinggi. Relawan supportnya lebih efektif,” katanya saat mengunjungi Posko Satgas Penanganan Karhutla di Magetan, Selasa.

Advertisement

“Bromo lebih cepat karena tidak terlalu tinggi. Relawan supportnya lebih efektif,” katanya saat mengunjungi Posko Satgas Penanganan Karhutla di Magetan, Selasa.

Selain itu, penangan secara manual yang dilakukan sukarelawan di Gunung Bromo juga dinilai efektif karena bisa menyentuh titik-titik api. Mobil-mobil tangki pengangkut air juga bisa disiagakan dekat dengan lokasi lahan yang terbakar.

“Mobil tangki juga bisa disigakan. Sehingga penanganan secara manual juga bisa maksimal,” jelasnya.

Advertisement

“Karena terjal, kemiringan yang tajam tidak maksimal jika menggunakan teknik manual. Maka harus menggunakan helikopter water bombing,” ungkapnya.

Maka, saat ini penanganan pemadaman hutan di Gunung Lawu hanya bergantung kepada helikopter water bombing. Penanganan secara manual hanya untuk mengantisipasi agar api tidak terus menjalar ke lahan produksi. Petugas gabungan dan sukarelawan terus fokus membuat ilaran sekat bakar dan melakukan monitoring agar api tidak menerobos ilaran tersebut.

“Sekarang sedang dilakukan monitoring. Agar api tidak menerobos sekat bakar yang telah dibuat,” katanya.

Advertisement

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah menjelaskan kondisi kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu diperparah dengan adanya fenomena El-Nino kering. Cuaca panas dan besarnya angin juga dinilai sebagai kendala. Akibatnya, api yang menghanguskan sebagian besar hutan lindung di Lawu sulit untuk dijinakkan.

“Elnino kali ini kemarau kering jadi memang harus dilakukan mitigasi secara lebih komprehensif,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif