Jatim
Minggu, 22 Oktober 2023 - 14:31 WIB

Gubernur Jatim Khofifah: Santri Harus Jadi Pionir Perdamaian

Newswire  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Khofifah Indar Parawansa (Antaranews.com)

Solopos.com, SURABAYA — Seluruh santri didorong untuk selalu berperan aktif dalam membangun suasana kondusif mencegah terjadinya perpecahan akibat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Tensi politik di masyarakat dinilai berpotensi semakin tinggi hingga memicu konflik dan polarisasi, terlebih pelaksanaan Pilpres dan Pemilu Legislatif 2024 dilaksanakan secara serentak.

Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam peringatan Hari Santri 2023 di Kota Surabaya, Jawa Timur, seperti dikutip dari Antara, Minggu (22/10/2023). Guna menciptakan iklim kondusivitas, persatuan dan kesatuan bangsa harus diletakkan di atas segalanya.

Advertisement

“Jangan sampai fanatisme terhadap sebuah pilihan membuat bangsa ini terpecah belah. Santri harus menjadi pionir perdamaian,” kata Khofifah.

Seluruh santri harus terus memegang teguh etika dan moralitas ketika terjun ke tengah-tengah masyarakat karena ciri inilah yang tidak dimiliki individu lain yang bukan berasal dari kalangan santri. Besarnya jumlah santri dan mayoritas berada dalam usia produktif merupakan sebuah kekuatan besar yang sangat diperhitungkan dalam pembangunan bangsa ini.

Advertisement

Seluruh santri harus terus memegang teguh etika dan moralitas ketika terjun ke tengah-tengah masyarakat karena ciri inilah yang tidak dimiliki individu lain yang bukan berasal dari kalangan santri. Besarnya jumlah santri dan mayoritas berada dalam usia produktif merupakan sebuah kekuatan besar yang sangat diperhitungkan dalam pembangunan bangsa ini.

“Banyak santri yang sudah membuktikan diri mereka mampu berkontribusi dan berhasil di berbagai bidang kehidupan, tidak hanya melulu soal religiusitas. Anggapan santri itu tradisional dan ketinggalan zaman pun lambat laun mulai memudar,” ujarnya.

Mantan Menteri Sosial ini menyatakan sejarah peringatan Hari Santri Nasional, 22 Oktober tidak lepas dari Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU) yang dicetuskan oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari. Resolusi Jihad tersebut ditandatangani pada 22 Oktober 1945.

Advertisement

“Semangat ini harus terus dipelihara. Selama ini, santri telah terbukti konsisten dalam menjaga perdamaian dan dan keseimbangan,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyinggung pentingnya bagi santri untuk peka terhadap situasi zaman. Perang saat ini tidak lagi didefinisikan dalam bentuk pertempuran fisik, namun sebagai perang dalam arti modern yang mencakup ekonomi, teknologi, hingga budaya.

Oleh karenanya, santri juga harus mampu beradaptasi terhadap setiap perubahan agar mampu dan tidak kalah dalam berkompetisi di era globalisasi saat ini.

Advertisement

Khofifah mengatakan sejarah santri diukir dengan ikut memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sehingga sudah selayaknya santri dapat terus berseiringan dalam merefleksikan nilai-nilai perjuangan tersebut dalam konteks Indonesia kekinian.

Dengan intelektualitas yang tinggi dan pemahaman serta wawasan keagamaan yang luas, Khofifah yakin seluruh santri mampu mencegah terjadinya perpecahan akibat Pemilu 2024 dan menjaga perdamaian demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

“Santri harus ambil bagian menjadikan seluruh tahapan pemilu berlangsung dengan jujur, adil, dan penuh dengan kedamaian,” tuturnya.

Advertisement

Sumber: Antara.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif