SOLOPOS.COM - Banjir melanda Desa Bringkang, Kecamatan Menganti, Gresik akibat jebolnya Tanggul Mojosarirejo di Kecamatan Driyorejo pada Selasa (21/2) malam. (ANTARA/HO-Dian)

Solopos.com, GRESIK — Tiga kecamatan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, diterjang banjir dengan ketinggian mencapai pinggang orang dewasa. Proses evakuasi para korban banjir terkendala persoalan alat bantuan.

Tiga kecamatan di Gresik yang diterjang banjir yakni Kecamatan Driyorejo, Kecamatan Kedamean, dan Kecamatan Menganti. Penyebab banjir yakni jebolnya tanggul Mojosarirejo pada Selasa (21/2/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dian Kurniawan, 37, seorang warga yang terdampak banjir di Perumahan Oma Indah Menganti, Desa Bringkang, Kecamatan Menganti, mengatakan ketinggian air banjir sudah setinggi pinggang orang dewasa. Ia mengeluhkan proses evakuasi yang tidak kunjung dilakukan.

“Mertua saya itu kan di blok E5, minta dievakuasi ke rumah saya yang ada di blok F10. Tapi tidak ada alat. Ibu-ibu di grup WA juga sama mereka mengeluh lantaran tak kunjung dievakuasi,” kata Dian di Gresik, Rabu (22/2/2023).

Dia menyampaikan perahu karet yang digunakan untuk mengevakuasi warga hanya ada satu unit. Padahal, warga yang terdampak banjir banyak yang meminta dievakuasi ke rumah keluarga atau saudara yang lebih aman. Atas kondisi itu, warga berinisiatif melakukan evakuasi dengan alat seadanya.

“Akhirnya mertua saya tadi dapatnya dievakuasi menggunakan gerobak. Perahu karet kan cuma satu dan permintaan evakuasi banyak, jadi susah koordinasinya,” ujarnya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, terjadinya banjir ini memiliki kaitan antara sistem irigasi secara regional. Ia pun secara khusus meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) untuk segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan BBWS Bengawan Solo.

“Ada dua tanggul di Blok D dan Blok E yang jebol karena intensitas air hujan melebihi kapasitas. Tapi hal ini juga harus dicek ulang dari kapasitas, kualitas, dan kekokohan tanggulnya, serta penampungannya. Juga sumber aliran luapan air harus ada asesmen baru supaya lebih komprehensif,” kata Khofifah.

Khofifah menyatakan banjir ini menjadi momentum untuk menyatukan asesmen dari BBWS Brantas dan BBWS Bengawan Solo, Pemkab Gresik, serta Pemprov Jatim.

Ia mengajak semua pihak untuk melakukan evaluasi bersama. Sebab, kata dia, terkait penataan wilayah sungai tersebut ada kewenangan yang berbeda, yang secara reguler perlu disinkronkan.

“Memang sudah harus dilakukan asesmen kembali, supaya proses untuk bisa melakukan proteksi dan mitigasi itu semua bisa lebih terukur lebih baik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya