Jatim
Senin, 13 Juni 2016 - 19:05 WIB

GELOMBANG PASANG JATIM : Abrasi Mengancam, BMKG Minta Warga Pesisir Jatim Siaga

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wisatawan menyaksikan gelombang air pasang yang mengempas pagar pembatas Pantai Sine, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (6/6/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

Gelombang pasang Jatim berdampak terjadinya banjir rob dan ancaman abrasi.

Madiunpos.com, SURABAYA – Masyarakat di daerah pesisir Jawa Timur (Jatim) diimbau lebih mewaspadai potensi terjadinya abrasi akibat hantaman air laut yang cukup kencang belakangan ini.

Advertisement

“Meski rob sudah tidak ada, masyarakat pesisir tetap perlu waspada terhadap terjadinya abrasi. Sebab, hantaman air laut masih cukup besar,” kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo, di Surabaya, Senin (13/6/2016).

Menurut Staf Data dan Informasi tersebut, hantaman air laut terhadap kawasan pesisir bisa terjadi karena gelombang di utara dan selatan Jawa, khususnya utara dan selatan Jatim, masih cukup tinggi.

Eko Prasetyo menembahkan jika gelombang tinggi tersebut dibarengi pasang maksimum air laut yang biasa terjadi pada awal, akhir dan pertengahan bulan, maka akan berpotensi terjadi rob.

Advertisement

Eko menjelaskan rob yang terjadi di sejumlah daerah di Jatim seperti Lumajang, Banyuwangi dan Tulungagung beberapa hari lalu akibat pasang maksimum yang dibarengi gelombang laut di selatan Jatim yang mencapai 4-5 meter.

Sementara itu, gelombang di Laut Jawa saat ini juga masih cukup tinggi berkisar 2-3,5 meter dengan kecepatan angin dari timur tenggara sekitar 48 kilometer per jam.

Sedangkan di selatan Jatim gelombang lebih tinggi, yakni masih mencapai 3-4 meter dan kecepatan angin sekitar 55 kilometer per jam.

Advertisement

Dia menambahkan tingginya gelombang di Laut Jawa lebih disebabkan dorongan angin yang bertiup di daerah sekitar, sementara di selatan Jatim didominasi kekuatan alun (swell).

“Fenomena seperti itu diperkirakan masih berpeluang terjadi dalam lima hari ke depan. Jadi, masyarakat di pantai utara dan selatan Jatim yang rumahnya berada di pesisir dan rawan abrasi, harus waspada,” kata dia.

Eko juga berharap kejadian rob beberapa hari lalu itu bisa menjadi pembelajaran semua pihak. Rob merupakan hal yang normatif karena daya gravitasi bulan yang dapat menimbulkan air pasang maksimum.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif