Jatim
Selasa, 29 Agustus 2023 - 17:46 WIB

Ganggu Proyek Pelebaran Jalan, Dua Tugu PSHT & PSHW di Geger Madiun Dibongkar

Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas menggunakan alat berat untuk membongkar tugu pesilat PSHT di Desa Sumberejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Selasa (29/8/2023). (Istimewa/Polres Madiun)

Solopos.com, MADIUN — Dua bangunan tugu perguruan silat yang berada di pinggir Jalan Raya Ponorogo-Madiun, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dibongkar, Selasa (29/8/2023). Pembongkaran ini dilakukan karena selain untuk menjaga ketentraman masyarakat juga bangunan tugu mengganggu proyek pelebaran jalan nasional tersebut.

Dua tugu perguruan silat itu berada di Desa Sumberejo dan Desa Jatisari. Keduanya berada di Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Dua tugu pesilat yang diratakan dengan tanah itu merupakan milik Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda (PSHWTM).

Advertisement

Kapolres Madiun, AKBP Anton Prasetyo, mengatakan pembongkaran terhadap dua tugu pesilat ini dilakukan karena mengganggu proyek pembangunan dan pelebaran jalan nasional, Jalan Raya Ponorogo-Madiun. Dua tugu itu dibangun persis di pinggir jalan tersebut.

Pembongkaran tugu pesilat ini juga dilakukan berdasarkan imbauan Bakesbangpol Jawa Timur dan Perda Kabupaten Madiun No. 4/2017 tentang Penyelenggaraan Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Peraturan Pemkab Madiun No. 4 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat BAB VIII.

“Ada dua tugu yang dibongkar. Tugu silat PSHT di Desa Sumberejo dan tugu silat PSHW di Desa Jatisari,” kata dia.

Advertisement

Anton menyampaikan sampai saat ini ada sembilan tugu pesilat yang telah dibongkar atas kesadaran warga maupun pemerintah. Pihaknya juga mengapresiasi pembongkaran tugu silat PSHT dan PSHW itu bisa berjalan aman dan lancar.

“Potensi konflik yang diakibatkan karena berdirinya tugu-tugu yang berada di fasilitas umum cukup besar. Untuk itu, kami memohon dengan kesadaran membongkar tugunya sendiri maupun diganti simbol-simbol yang mempersatukan anak bangsa,” jelas Anton.

Menurutnya, saat ini banyak warga perguruan silat yang sadar untuk melakukan penertiban baik itu dilakukan dengan cara merobohkan tugunya sendiri maupun mengganti tugu silat dengan lambang Kampung Pesilat maupun Pancasila berdasarkan kesepakatan warga dan pemerintah desa.

Advertisement

Pembongkaran tugu pesilat itu menggunakan alat berat. Bahkan saat proses pembongkaran menyebabkan jalan utama Madiun-Ponorogo sempat macet.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif