SOLOPOS.COM - Sanak keluarga pendaki terbakar mendatangi Ruang Pemulasaraan Jenazah RSUD Sayidiman, Magetan, Senin (19/10/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)
Kebakaran Lawu menebar duka ke Magetan.
Sanak keluarga pendaki terbakar mendatangi Ruang Pemukasaraan Jenazah RSUD Sayidiman, Magetan, Senin (19/10/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)
Ruang Pemulasaraan Jenazah RSUD Sayidiman, Kabupaten Magetan, Jatim, Senin (19/10/2015), berbalur duka sanak keluarga para pendaki yang tewas terbakar akibat terjebak api pelalap hutan Gunung Lawu. Suara tangis haru bercampur dengan riuh perbincangan puluhan orang di lorong-lorong kompleks bangunan paling utara RSUD Sayidiman itu.
Sanak keluarga pendaki terbakar mendatangi Ruang Pemulasaraan Jenazah RSUD Sayidiman, Magetan, Senin (19/10/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)
Peti jenazah siap di Ruang Pemulasaraan Jenazah RSUD Sayidiman, Magetan, Senin (19/10/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)
Sanak keluarga pendaki terbakar mendatangi Ruang Pemulasaraan Jenazah RSUD Sayidiman, Magetan, Senin (19/10/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)
Bukan hanya di kursi lorong-lorong, puluhan orang juga tersebar di sekitar Ruang Pemulasaraan Jenazah RSUD Sayidiman tersebut. Mereka bahkan memenuhi bagian taman dengan duduk lesehan. Mereka adalah rekan dan sanak saudara para korban meninggal dunia akibat kebakaran Gunung Lawu.
Ruang Pemulasaraan Jenazah RSUD Sayidiman itu dijaga ketat petugas rumah sakit. Tidak semua keluarga korban diperbolehkan masuk. Mereka baru bisa masuk Ruang Pemulasaraan Jenazah RSUD Sayidiman saat dipanggil dokter forensik dari Polda Jatim. Kebijakan serupa juga diterapkan kepada awak media yang tidak diperbolehkan meliput proses identifikasi.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
