SOLOPOS.COM - Pengunjung menerobos garis polisi yang dipasang di semburan air bercampur lumpur di Desa Jari, Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (10/4/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Aguk Sudarmojo)

Fenomena alam Bojonegoro yakni semburan lumpur di Jari menjadi objek penelitian berbagai pihak.

Madiunpos.com, BOJONEGORO – Tim peneliti dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta kukuh berpendapat semburan lumpur di Desa Jari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur tak berbahaya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Gas yang keluar dari semburan lumpur Jari, tidak berbahaya,” kata Ketua Tim UPN Veteran Yogyakarta yang juga ahli tektonik, Jatmika Setiawan, saat mengunjungi lokasi semburan lumpur Jari di Bojonegoro, Kamis (21/4/2016).

Pendapat Tim UPNV Yogyakarta ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Bandung dan Yogyakarta, yang menyebutkan semburan lumpur Jari, mengeluarkan gas beracun.

Jatmika didampingi timnya Nur Arief Nugroho (geologi), Betmono dan Cahyoko Aji, keduanya dari perminyakan dan Sekretaris Kecamatan Gondang, Basuki, menambahkan lokasi semburan lumpur di Jari itu merupakan energi terbarukan, sebab yang keluar kalau musim hujan adalah gas dan air.

“Semburan yang keluar gas dan air, bukan lumpur. Kemungkinan air yang keluar bisa menyuburkan tanaman,” ucap dia.

Jatmika mengemukakan lokasi setempat bisa menjadi Kahyangan Api ke-2 di Bojonegoro, setelah Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem. Caranya, lokasi setempat, yang masih mengeluarkan gas, diberi tumpukan batu.

“Karena yang keluar gas, maka kalau dinyalakan akan menjadi api yang tidak kunjung padam,” beber dia.

Namun, lanjut Jatmiko, kalau musim hujan lokasi setempat akan tetap mengeluarkan gas dan air, sehingga mirip sumur blekutuk di Kahyangan Api Kecamatan Ngasem.

Diberitakan, semburan lumpur bercampur air dan gas di Desa Jari, Kecamatan Gondang diketahui warga pada 7 April 2016, yang sebelumnya didahului dengan gempa.

Menurut dia, kalau gas yang keluar di Jari berbahaya, pengunjung juga peneliti dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Bandung sudah pingsan ketika mendekat ke lokasi semburan.

Jatmika akan menyarankan kepada Bupati Bojonegoro Suyoto agar melepas papan pengumuman awas gas beracun dan tanah ambles di sekitar semburan Jari.

“Potensi di Jari bisa menjadi pendukung wisata alam geoheritage petroleum di Bojonegoro, untuk energi terbarukan,” ungkap dia.

Warga Desa Jari, Kecamatan Gondang, Kardjo menambahkan warga sebelum ada semburan lumpur itu ketika kemarau sering menyalakan api, karena ada gas yang keluar dari dalam tanah.

“Pengunjung terus berdatangan, dan sampai hari ini tidak ada pengunjung yang mengalami keracunan gas, seperti pingsan,” jelas Sekretaris Kecamatan Gondang, Basuki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya