SOLOPOS.COM - Pekerja memindahkan tebu dari lori ke truk di PG Pagottan di Madiun untuk kemudian dikirimkan ke pabrik gula lain milik PTPN XI, Minggu (23/7/2017). PG Pagottan berhenti beroperasi akibat evaporator meledak dan mengakibatkan tiga pekerja terluka, Jumat (21/7/2017). (Miftahul Ulum/JIBI/Bisnis)

PG Pagottan berhenti beroperasi setelah evapator meledak.

Madiunpos.com, MADIUN — Pabrik Gula (PG) Pagottan di Madiun, Jawa Timur berhenti beroperasi sebagai imbas kerusakan evaporator yang meledak, Jumat (21/7/2017). Proses giling tebu petani dialihkan ke sejumlah pabrik di bawah naungan PT Perkebunan Nusantara XI di wilayah setempat.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Manajemen juga meminta petani mengurangi tebang tebu, menyesuaikan dengan kapasitas pabrik yang dituju. Langkah ini dinilai paling tepat untuk menjaga kualitas tebu sembari menunggu PG Pagottan siap beroperasi kembali.

Manajer Tanaman PG Pagottan Handoko Prasetyo mengatakan pengurangan kapasitas tebang petani tidak akan mengurangi kualitas rendemen tegakan tebu di lahan.

“Kualitas puncak tebu di lahan akhir bulan ini, Agustus sampai September. Jadi harapannya pembenahan [evaporator selesai] masih di masa itu,” jelasnya, Minggu (23/7/2017).

Diberitakan, salah satu evaporator dari enam alat sejenis di PG Pagottan meledak Jumat saat sedang dalam proses pemanasan, bagian dari pembersihan. Air panas di bejana terlontar mengenai tiga pekerja di lokasi kejadian. Dua korban kini dirawat di RS Lavalette Malang dan satu orang di RS Soedono Madiun.

Adapun pemulihan kerusakan alat di pabrik ditargetkan rampung sepekan setelah diizinkan kepolisian. Hingga Minggu kemarin garis polisi masih dipasang di sekitar rangkaian evaporator.

Sekretaris Perusahaan PTPN XI Agus Priambodo mengatakan setelah kejadian aktivitas giling di pabrik berhenti. Polisi dan Dinas Tenaga Kerja setempat melakukan penyelidikan. Tim internal juga melakukan penanganan tebu petani yang sudah ditimbang di pabrik dan dialihkan ke PG Purwodadi, PG Sudono, dan PG Rejosari.

Saat kejadian, ada 2.000 ton tebu sudah ditimbang, masuk lori, dan harus diangkut ke truk lagi sebelum dikirimkan ke PG perseroan yang lain. Proses pemindahan giling ini diharapkan tuntas pada Senin (24/7/2017) ini.

Sepanjang tahun ini, pabrik berkapasitas 3300 Ton Cane per Day (TCD) ini menargetkan menggiling tebu 370.802 ton. Akibat gangguan di evaporator nomor dua diprediksi masa giling mundur dari target akhir 24 September.

“Kami berharap proses pembenahan bisa segera dilakukan setelah diizinkan kepolisian, sehingga dampak bisa diminimalisir,” jelasnya.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Pagottan M Tasir Hadi Sumarto berharap permasalahan evaporator ini segera dibenahi dan tidak berlarut-larut. Pasalnya, petani juga khawatir potensi kebakaran lahan ketika musim kemarau bila tebu tidak bisa segera digiling.

“Kalau ini [Pagottan] tutup beban petani kan tetap berjalan, mana ada pinjaman [modal usaha] enggak dijasani [bunga], belum lagi buruh tebang yang harus terus dibayar,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya