SOLOPOS.COM - Seorang warga di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, menjemur potongan Porang di depan rumahnya, Rabu (3/5/2017) siang. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Sekitar 650 hektare lahan Perhutani di Desa Klangon ditanami Porang.

Madiunpos.com, MADIUN — Sebanyak 650 hektare lahan Perhutani di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, ditanami tanaman porang. Lahan tersebut digarap oleh 715 orang di desa setempat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Penggagas tanaman porang di Desa Klangon, Hartoyo, 60, mengatakan saat ini lahan yang digunakan untuk menanam Porang ada seluas 650 hektare. Lahan tersebut seluruhnya berada di tanah milik Perhutani.

“Kalau jumlah petani yang menanam porang di Desa Klangon ada sebanyak 715 orang. Sebagian besar memang bekerja sebagai petani Porang,” kata dia saat ditemui di rumahnya, Rabu (3/5/2017).

Hartoyo menuturkan tanaman porang ini memang ditanam di bawah pohon jati yang ada di lahan Perhutani.

Dia menceritakan tanaman porang dikenal warga Desa Klangon sejak tahun 1970-an. Namun, saat itu porang belum dikenal luas dan belum banyak ditanam masyatakat.

Setelah tahun 1985-an, ia mulai mengampanyekan pembudidayaan Porang dan ekspor buah tanaman ini mulai dilakukan. Ekspor porang awalnya hanya ke Jepang, kemudian merambah ke Tiongkok.

Porang ini dijual ke Jepang dalam kondisi setengah jadi dan nantinya akan dijadikan bahan baku pembuatan mi dan tepung serta obat-obatan.

“Awalnya sulit mengajak masyarakat untuk budidaya porang. Tapi setelah tahu hasilnya, banyak warga yang mulai menekuni untuk menanam porang,” jelas dia.

Setiap tahunnya, kata Hartoyo, porang kering yang diekspor mencapai 750 ton. Porang ini tidak hanya diperoleh dari petani di Desa Klangon, tetapi juga dari beberapa daerah di Jawa Timur lainnya, yaitu Ponorogo, Trenggalek, Nganjuk, dan lainnya.

Sebenarnya untuk kebutuhan ekspor, pihaknya masih kekurangan. Hal ini karena Jepang dan Tiongkok siap menerima berapapun Porang yang dikirim.

“Potensi bisnis porang ini masih besar. Negara tujuan membutuhkan banyak sekali Porang untuk dijadikan berbagai prodak makanan dan obat-obatan,” terang dia.

Hartoyo mengakui di Desa Klangon masih ada ratusan lahan milik Perhutani yang belum dimanfaatkan untuk penanaman porang. Ada beberapa faktor, antara lain yaitu faktor permodalan.

“Untuk penanaman pertama porang membutuhkan modal yang cukup besar. Bibitnya mahal. Tetapi, ketika sudah sekali tumbuh bisa dinikmati hingga beberapa tahun ke depan,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya