Jatim
Selasa, 11 Agustus 2015 - 01:05 WIB

EKONOMI JATIM : Pemerintah Disarankan Genjot Belanja demi Dorong Daya Beli Masyarakat

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi dinamika ekonomi (JIBI/Harian Jogja/Wordpress.com)

Ekonomi Jatim yang turut melambat seiring melemahnya dinamika ekonomi Indonesia perlu segera ditangani dengan langkah jitu. Ini saran pakar…

Madiunpos.com, SURABAYA – Pemerintah kota dan kabupaten di Jawa Timur diharapkan segera menggenjot penyerapan anggaran belanja pada semester II tahun 2015 ini sebagai solusi mendorong daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi sehingga dinamika ekonomi Jatim yang melambat bisa lebih optimal.

Advertisement

Saran itu disampaikan Direktur Eksekutif Regional Economic Development Institute (REDI), Indra Nur Fauzi melalui Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Surabaya, Minggu (9/8/2015).

Menurut direktur lembaga studi ekonomi pembangunan itu, daya beli masyarakat merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi. Ketika daya beli masyarakat turun, maka pengusaha juga akan berpikir ulang untuk melakukan investasi. Jika hal itu dibiarkan, bukan tak mungkin kondisi memburuk.

“Ekonomi dunia memang sedang tidak baik, tetapi pemerintah sebagai kuncinya harus begerak agar sektor swasta ikut bergerak. Apalagi selama semeter I [tahun 2015] kemarin,  rata-rata penyerapan anggaran belanja pemerintah kota-kabupaten di Jatim tidak sampai 10%, sangat lambat sekali,” katanya.

Advertisement

Proyek Padat Karya
Dia memaparkan, untuk mengoptimalkan penyerapan anggaran belanja daerah tersebut, pemerintah setidaknya bias menggarap proyek-proyek infrastruktur sehingga pihak swasta seperti perusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur mendapat dorongan mendinamisasi perekonomian. Selain itu, pemerintah juga harus segera memperbanyak proyek-proyek padat karya, misalnya membersihkan gorong-gorong yang akan mempekerjakan banyak masyarakat.

“Dengan begitu masyarakat memiliki penghasilan yang bisa mendongkrak daya beli. Jadi jangan berfikir efektivitas dan kualitasnya dulu, yang penting masyarakat ada pendapatan. Itu adalah solusi jangka pendek,” jelas Indra.

Diketahui, pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama semester I  ini lebih rendah dari yang ditargetkan. Meski melambat, di Jawa Timur pada semester I/2015 pertumbuhan ekonominya mencapai 5,22%, termasuk lebih tinggi dari pencapaian nasional 4,67%.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif