Jatim
Senin, 25 September 2023 - 22:52 WIB

DKPP Akui Kesulitan Berantas Tikus yang Serang Tanaman Petani di Lereng Lawu

Yoga Adhitama  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi tanaman jagung di Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi yang diserang hama tikus. (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, NGAWI — Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengaku bingung menerapkan strategi memberantas hama tikus yang menyerang padi dan jagung milik petani di lereng Gunung Lawu tepatnya di Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal.

Banyaknya lubang serta bebatuan yang ada di sekitar lahan pertanian dinilai menjadi tempat yang tepat untuk berkembang biak hewan pengerat tersebut.

Advertisement

Apalagi letak geografis area persawahan di Kecamatan Kendal berupa terasiring dan dekat dengan hutan yang dinilai dapat menjadi habitat alami hewan yang aktif pada malam hari ini.

“Kalau di Kecamatan Kendal itu, selain dekat dengan hutan juga banyak lubang yang tidak jelas arahnya,” kata Kasi Produksi Tanaman Pangan DKPP Ngawi Hasan Zunairi, Senin (25/9/2023).

Hasan mengaku pihaknya hingga saat ini masih mencari solusi untuk menangani mewabahnya hama tikus tersebut. Sebab, dengan metode gropyokan dinilai masih kurang efektif.

Advertisement

“Gropyokan juga tidak bisa karena banyak lubang, berbeda dengan area persawahan yang ada di dataran rendah,”ujarnya.

Hasan menambahkan Upaya memberantas hama tikus yang paling memungkinkan dengan pemberian racun dan jebakan. Namun, kelemahannya jika menggunakan obat, hama ini hanya sekali makan. Seterusnya tidak dimakan lagi.

“Kelemahannya, jika menggunakn obat tikus hanya sekali makan, mungkin menggunakan jebakan bisa dicoba, jadi efektifnya gimana kami juga masih kebingungan,” tandasnya.

Advertisement

Seperti yang diberitakan sebelumnya, hama tikus ini sudah menyerang lahan pertanian warga di Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, semenjak dua tahun terakhir.

Organisme pengganggu tanaman (OPT) ini mulai menyerang tanaman petani sejak masa pembuahan. Akibatnya, tanaman tidak mampu berbuah secara maksimal. Bahkan, tanaman akan membusuk.

Akibatnya, ratusan tanaman padi dan jagung milik petani di daerah tersebut ludes menyisakan batang tanamannya saja. Dan bisa dipastikan para petani mengalami gagal panen serta merugi hingga puluhan juta rupiah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif