SOLOPOS.COM - Sebelas anak yang terlibat dalam kerusuhan supporter menjalani mediasi di Mapolresta Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Rabu (12/6/2024). (Istimewa/jatimprov.go.id)

Solopos.com, SURABAYA – Sebelas anak berhadapan dengan hukum (ABH) yang terlibat kerusuhan supporter di Jembatan Suramadu setelah laga final Championship Series Liga 1 di Madura akhirnya dibebaskan.

Keputusan untuk membebaskan sebelas ABH tersebut setelah dilakukan mediasi atau proses diversi yang difasilitasi Polres Pelabuhan Tanjung Perak Kota Surabaya Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Surabaya, Rabu (12/6/2024). Dalam mediasi itu juga menghadirkan orang tua dari 11 ABH tersebut dan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dalam mediasi itu, Eri Cahyadi meminta kepada 11 ABH tersebut untuk meminta maaf dengan bersujud serta mencium kaki dan tangan orang tua mereka. Eri meminta kepada sebelas anak itu supaya berbakti kepada orang tua dan tidak mengulangi perbutannya.

“Saya memaafkan mereka, karena saya melihat masa depan mereka masih panjang. Karena bagaimanapun masa depan mereka adalah tanggung jawab saya sebagai Wali Kota Surabaya. Saya pastikan mereka tidak akan pernah melakukan hal ini lagi,” katanya yang dikutip dari siaran pers.

Berdasarkan hasil diskusi bersama Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKBP William Cornelis Tanasale, keduanya sepakat untuk memaafkan 11 ABH.

“Alhamdulillah Pak Kapolres juga memaafkan, tapi kami menjamin melakukan pembinaan untuk anak-anak. Sehingga ke depan anak-anak ini memiliki wawasan kebangsaan, memiliki attitude [perilaku] yang baik dalam menjaga persatuan,” kata dia.

Wali Kota Eri berharap, apabila muncul konten atau informasi negatif di media sosial, suporter bola diharapkan tidak mudah terpancing agar tidak terpecah oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Khususnya, dalam menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-97 Persebaya Surabaya pada 18 Juni 2024 nanti.

“Ini menjadi pengalaman karena sebentar lagi Persebaya akan ulang tahun ke-97, saya berharap ini menjadi pemantik kita untuk selalu berbuat kebaikan, jangan sampai ternodai lagi. Kalau di media sosial saling memanaskan, saling menjatuhkan, dan saling memprovokasi, saya berharap tidak terprovokasi,” ujar dia.

Ia pun berpesan kepada seluruh suporter di Surabaya untuk saling menjaga kondusifitas dan keamanan.

“Kalau ada yang memprovokasi berarti bukan Bonek, dia hanya berniat merusak Persebaya dan Surabaya. Kita buktikan bahwa HUT Surabaya dan HUT Persebaya ke depan tidak ada kerusuhan. Kita lihat senior-senior Bonek berusaha untuk menyatukan, agar penerus-penerus mereka tidak lagi mengalami hal seperti sebelumnya,” ungkapnya.

Selain akan membina 11 ABH itu, Eri menuturkan pihaknya akan berkoordinasi dengan Bapas Kelas 1 Kota Surabaya terkait teknis pembinaannya.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu M Prasetya, mengatakan berdasarkan peraturan perundang-undangan, pihaknya membuka ruang mediasi atau yang dikenal dengan diversi terhadap ABH. Namun, dalam proses ini harus memenuhi sejumlah syarat.

Pertama, perbuatan yang dilakukan dengan ancaman pidana kurang dari 7 tahun. Kedua, perbuatan tidak dilakukan berulang, artinya 11 ABH tersebut belum pernah melakukan perbuatan yang sama sebelumnya.

“Kami mendapat kabar dari Kepala Bapas bahwa 11 anak ini juga belum pernah melakukan perbuatan pidana. Kemudian dari hasil asesmen direkomendasikan untuk dilakukan diversi,” ungkapnya.

Berdasarkan hasil mediasi tersebut, ia menerangkan bahwa Pemkot Surabaya dan Polresta Pelabuhan Tanjung Perak Kota Surabaya bersepakat untuk memaafkan 11 ABH.

“Sudah disampaikan oleh Bapak Kapolres Tanjung Perak, kami dari kepolisian memaafkan dan dari Pemerintah Kota Surabaya dari wali kota memaafkan 11 ABH, dan tidak dilakukan ganti rugi barang yang telah dilakukan penegerusakan,” jelas dia.

Sementara itu, Koordinator Bonek Tribun Timur, Cak Hasan Tiro menyampaikan terima kasih kepada wali kota atas kebesaran hati dan kepeduliannya dalam menyelesaikan persoalan anak-anak yang terlibat persoalan hukum.

“Terima kasih atas kebesaran hati Wali Kota Surabaya karena telah membantu adik-adik kami yang terlibat masalah hukum, perihal penyerangan dan kerusuhan antar suporter kemarin. Semoga ini adalah kejadian terakhir, agar ke depan tidak terulang kembali hal-hal yang yang bisa merugikan keluarga dan teman-teman yang lain,” kata Cak Hasan Tiro.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya