SOLOPOS.COM - Ilustrasi demonstrasi. (Harian Jogja-Desi Suryanto)

Demo Mei 2015 direncanakan mahasiswa, namun Presiden BEM Se-Jatim justru dikumpulkan Gubernur Jatim di Surabaya.

Solopos.com, SURABAYA — Mei 2015 ini belakangan kerap disinggung warga dunia maya, Internet, alias netizen dalam perbincangan mereka di media jejaring sosial sebagai waktu menggelar demonstrasi mahasiswa. Di tengah hiruk pikuk perbincangan itu, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) mengumpulkan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jawa Timur di Surabaya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Forpimda Jatim mengajak para presiden BEM itu nerdialog sebagai bentuk sumbangsih pemikiran dari akademisi demi kemajuan dan pembangunan wilayah setempat. “Ini hanya silaturahim dan merupakan salah satu membuka ruang publik. Diharapkan akademisi bisa menyumbangkan masukan yang membangun sehingga Jatim akan lebih maju,” ujar Gubernur Jatim Soekarwo seusai pertemuan, Jumat (8/5/2015).

Dalam pertemuan yang digelar di Gedung Negara Grahadi tersebut, hadir Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko. Sedangkan dari mahasiwa diwakili Presiden serta Sekretaris BEM, serta Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan 23 perguruan tinggi negeri dan swasta di Jatim.

Menurut Pakde Karwo—sapaan akrab Gubernur Soekarwo—salah satu syarat agar Jatim bisa maju adalah mengawinkan antara modernisasi dan kebudayaan yang ada. Hal ini, lanjut dia, memerlukan sumbangan pikiran dari semua kalangan masyarakat di Jatim, khususnya dari kalangan pemuda dan akademisi.

“Syarat utamanya yakni harus menjaga kenyamanan dan keamanan. Oleh sebab itu, dengan melibatkan TNI, Polri dan kalangan akademisi, diharapkan suasana kondusif selalu terjaga dan inovasi-inovasi baru akan hadir,” tukasnya.

Ini Yang Terlibat
Ke-23 mahasiswa perwakilan PTN/PTS yang hadir dalam kesempatan itu adalah Universitas Kristen Petra, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Universitas Bhayangkara Surabaya, Universitas Negeri Jember, Universitas Negeri Trunojoyo Bangkalan, Universitas Malik Ibrahim Malang dan UPN Veteran Surabaya. Ada pula mahasiswa wakil Universitas Wijaya Kusuma, Universitas Negeri Malang, UIN Sunan Ampel Surabaya, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Airlangga, ITS, Universtias Brawijaya Malang, Universitas Surabaya dan Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu, hadir pula mahasiswa yang mewaklili Universitas Widya Kartika, Universitas WR Supratman, Universitas Narotama, Universitas Katolik Widya Mandala, Universitas dr. Soetomo, Universitas Muhammadiyah Surabaya, serta Universitas Hang Tuah.

Dikumpulkannya BEM juga tidak lepas dari antisipasi rencana aksi besar-besaran di Jatim pada 20 Mei 2015 atau bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional yang mengusung isu mengevaluasi kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf berharap agar aksi yang dilakukan mendatang, mahasiswa dapat menyampaikan aspirasinya sesuai dengan UU No. 9/1998 tentang Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

Pada kesempatan yang sama, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko berpendapat bahwa demo besar-besaran oleh mahasiswa untuk mengkritik dan mengoreksi pemerintah boleh-boleh saja, namun situasi Jatim harus tetap kondusif. “Kami mengimbau kepada adik-adik mahasiswa agar situasi Jatim tertib, kondusif dan aman,” ucap jenderal bintang dua tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya