Jatim
Selasa, 26 Mei 2015 - 07:05 WIB

DEBAT CALON REKTOR UNAIR : Inilah Jawaban Para Calon Rektor Saat Ditanya Masalah Bangsa

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Iustrasi debat TVOne (Twitter)

Debat calon rektor Unair menghadirkan sejumlah pejabat yang berkompeten di bidangnya masing-masing.

Madiunpos.com, SURABAYA – Sejumlah pejabat dan mantan pejabat datang ke debat publik pemilihan calon rektor Universitas Airlangga (Unair). Chairul Tanjung, moderator acara debat itu pun memberikan kesempatan kepada para pejabat itu untuk mengajukan pertanyaan kepada ketiga carek tersebut.

Advertisement

“Pak Sudi Silalahi silakan mengawali bertanya,” ujar CT menyilahkan di acara debat publik di Ruang Garuda Mukti Gedung Rektorat Unair, Kampus C, Senin (25/5/2015).

Mantan Mensesneg tersebut mengajukan pertanyaan apa yang harus diimplementasikan rektor agar lulusan Unair jadi intelektual yang bermoral.

Advertisement

Mantan Mensesneg tersebut mengajukan pertanyaan apa yang harus diimplementasikan rektor agar lulusan Unair jadi intelektual yang bermoral.

Nasih yang mendapat kesempatan pertama menjawab bahwa moral sudah diajarkan Unair sedari awal. Dalam kurikulum Unair, ada pelajaran moral yang dimasukkan dalam konten-konten mata kuliah yang berisi aspect morality.

“Saat perekrutan, akan ada tes moral sehingga terjaga,” ujar Nasih.

Advertisement

Sementara Djoko Santoso mengatakan bahwa attitude (sikap) memang penting dalam pendidikan. Djoko menerapakan SPICE untuk peningkatan moral yakni S untuk Student oriented yakni memacu mahaiswa untuk terus aktif, P untuk Problem peace yakni pembelajaran dari suatu kasus, I untuk Integrated yakni pelibatan pihak lain dalam suatu kasus, C untuk Community oriented yakni pertanggungjawaban.

“Dan E untuk Elective yakni kebutuhan. Tidak semua kebutuhan yang diambil, tetapi yang benar-benar butuh saja,” ujar Djoko.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang mendapat giliran bertanya menanyakan tentang bagaimana dana untuk membangun Unair diperoleh dan bagaimana tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan masuk ke Indonesia.

Advertisement

Djoko yang mendapat giliran pertama mengatakan bahwa dana untuk Unair bisa diperoleh lewat hibah pendidikan, hak paten (royalti), dan insentif.

“Yang 30 persen kan dari masyarakat (mahasiswa). Kalau bisa itu harus diturunkan,” kata Djoko.

Untuk MEA Djoko mengaku Unair telah siap dengan MEA. Yang harus dilakukan adalah meningkatkan daya saing dan memberikan servis yang lebih baik. Nasih sendiri memberikan jawaban jika dana untuk membangun Unair bisa didapatkan melalui university holding. University holding adalah lanjutan dari penelitian yang menjadi bisnis.

Advertisement

“Ini sumber uang. Percuma jika mentok di jurnal ilmiah. Harus dikonkretkan menjadi bisnis,” ujar Nasih.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif