Jatim
Jumat, 15 Oktober 2021 - 18:28 WIB

DBHCHT Madiun untuk Tingkatkan Kapasitas dan Kualitas Petani Tembakau

Abdul Jalil  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Kelompok Tani Tembakau Desa Kedungmaron, Saji, menunjukkan tanaman tembakau yang siap panen di lahannya, Jumat (15/10/2021). (Madiunpos.com/Abdul Jalil)

Solopos.com, MADIUN — Petani tembakau di Desa Kedungmaron, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, merasa terbantu dengan pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Pemanfaatan diwujudkan dalam program dan bantuan alat produksi tembakau.

Ketua Kelompok Tani Tembakau Desa Kedungmaron, Saji, mengatakan ada 25 petani tembakau di desanya. Lahan yang digarap petani tembakau sekitar 8 hektare.

Advertisement

Dia menyampaikan kegembiraan karena DBHCHT langsung menyentuh petani tembakau. Petani tembakau Kedungmaron mendapatkan bantuan alat pengolahan lahan, alat pemotong tembakau, jalan usaha tani, bantuan bibit tembakau, dan pupuk.

Baca Juga : Temukan Alat Cetak saat Tangkap Lulusan SMK Karawang, Bikin Narkotik?

Advertisement

Baca Juga : Temukan Alat Cetak saat Tangkap Lulusan SMK Karawang, Bikin Narkotik?

“Jalan usaha tani yang diperbaiki di desa mencapai 862 meter. Kami tahun ini juga mendapatkan bantuan bibit tembakau dan sekitar 3 ton pupuk,” kata dia di sela-sela Sekolah Lapang DBHCHT di desa setempat, Jumat (15/10/2021).

Advertisement

Saji juga menyampaikan petani tembakau Kedungmaron mendapatkan fasilitas Sekolah Lapang. Petani mendapatkan pengetahuan terbaru terkait pengolahan lahan, penanaman bibit, hingga masa panen selama pelatihan.

Baca Juga : Direktur dan 2 Karyawan Penagihan Pinjol Jadi Tersangka, Sisanya Pulang

Harapannya, petani tembakau Kedungmaron bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas tanaman tembakau. “Kalau dari anggota kami yang dikeluhkan itu ya penjualan hasil panen,” kata dia.

Advertisement

Koordinator PPL Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pilangkenceng, Patma Ayu Dyaningrum, mengatakan Sekolah Lapang dibiayai menggunakan DBHCHT. Petani, kata dia, tidak hanya dilatih mengolah lahan tanam tembakau, tetapi juga dilatih mengenai pengelolaan organisasi kelompok tani.

“Ada juga materi bagaimana membuat pupuk organik. Pelatihan-pelatihan yang diberikan ini bertujuan menambah pengetahuan petani. Selain itu juga memotivasi petani supaya terus menanam tembakau,” jelasnya.

Baca Juga : Beda Gaji Karyawan Pinjol Ilegal Tangerang dan Jogja, Selisih Rp700.000

Advertisement

Patma menuturkan pemanfaatan DBHCHT yang langsung diberikan kepada petani melalui program dan bantuan alat itu sangat bermanfaat. Terutama membantu petani meningkatkan produksi tembakau di Madiun. Dia mencontohkan alat rajang tembakau. Petani bisa meningkatkan produktivitas saat menggunakan alat-alat modern. (ADV)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif