SOLOPOS.COM - Sudarno, Kepala Sekolah SDN Kradinan 2 Madiun, meminta siswa bersiap upacara, Senin (7). (Irawan Sapto Adhy/JIBI/Madiunpos.com)

Daerah terpencil Madiun jarang sekolah sehingga jarang rumah siswa dan sekolah terlalu jauh.

Madiunpos.com, MADIUN — Jarak rumah yang terlalu jauh membuat sebagian siswa SD Negeri 2 Kradinan, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun memilih mengendarai sendiri sepeda motor mereka untuk berangkan ke sekolah. SDN Kradinan 02 itu termasuk sekolah di daerah terpencil Madiun.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Anak-anak yang membawa sepeda motor ke sekolah, yakni di antara kelas IV, V, atau VI. Mereka terpaksa membawa motor karena rumah mereka jauh dan kerabat mereka tidak ada yang bisa mengantar ke salah satu sekolah di daerah terpencil Madiun ini,” kata salah satu guru SD Negeri 2 Kradinan, Ari, kepada Madiunpos.com, Senin (7/9/2015).

Ari mengklaim pihak sekolah sering memperingatkan siswa agar tidak mengendarai sepeda motor menuju sekolah. Namun, menurut dia, peringatan tersebut lebih sering mental. Peringatan larangan siswa menggunakan sepeda motor ke sekolah lanjut Ari, juga dialamatkan ke keluarga atau kerabat siswa bersangkutan. Tetapi, menurut dia, keluarga siswa juga mengalami kendala.

“Kalau tidak dikasih motor sendiri, siswa tidak ada yang mengantar ke sekolah. Kami sudah mencoba memperingatkan bahaya mengendarai sepeda motor ke sekolah kepada siswa dan juga pihak keluarga, tetapi tidak menimbulkan perubahan berarti. Siswa SD lain di wilayah pelosok saya yakin juga mengalami hal sama,” jelas Ari.

Salah seorang siswa kelas VI SD Negeri 2 Kradinan itu, Richo, mengaku terpaksa mengendarai sepeda motor sendiri dari rumah karena tidak ada yang bisa mengantar ke sekolah. Menurut dia, para siswa SDN Kradinan 02 kadang juga berboncengan untuk menuju ke sekolah.

Disinggung risiko besar yang mengintai pengendara sepeda motor belum cukup umur, Richo menanggapi dengan santai. “Kami yang penting hati-hati pasti diizinkan orang rumah. Kami akan tetap menggunakan helm. Kalau ke sekolah, [sepeda] motornya saya titipkan ke samping sekolah. Ya, kalau tidak pakai motor sendiri lalu kami berangkan sekolah dengan siapa lagi?” jelas Richo.

Kepala SD Negeri 2 Kradinan, Sudarno, mengatakan sebagian besar orang tua kandung siswa SDN Kradinan 02 bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Kondisi tersebut, menurut dia, berpengaruh terhadap kurangnya perhatian dari orang tua kandung kepada siswa di salah satu sekolah di daerah terpencil Madiun tersebut.

Sudarno membenarkan secara kasat mata perilaku siswa yang ditinggal pergi orang tuannya untuk menjadi TKI cenderung berbeda, yakni lebih nakal atau bahkan pendiam.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya