Jatim
Senin, 28 Agustus 2017 - 13:05 WIB

CAGAR BUDAYA PONOROGO : Ada Bagian Rusak, Bentuk Utuh Situs Beji di Karangpatihan Belum Tampak

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi situs Beji di Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Ponorogo, Jumat (25/8/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Cagar budaya Ponorogo, tim BPCB Trowulan menyampaikan ada berbagai bagian situs yang dirusak.

Madiunpos.com, PONOROGO — Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jawa Timur menyampaikan ada sebagian bangunan di situs Beji di Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Ponorogo, yang rusak, dan ada bagian yang telah diganti dengan bangunan talut untuk pembuatan bendungan di sekitar lokasi.

Advertisement

Pemerintah setempat telah membangun talut dengan merusak tempat yang diduga peninggalan kerajaan Majapahit pada abad ke-14 itu. Bangunan berupa beton tersebut merusak sebagian sisi situs untuk dijadikan bendungan di sebelah situs.

Ketua Tim Ekskavasi Situs Beji, Wicaksono Dwi Nugroho, mengatakan ada sebagian bangunan situs yang telah dirobohkan dan dibangun dengan bangunan talut. Informasi dari masyarakat, bangunan itu dibangun pada tahun 2009 silam. Akibatnya, ada bagian situs yang hilang karena dibongkar.

Advertisement

Ketua Tim Ekskavasi Situs Beji, Wicaksono Dwi Nugroho, mengatakan ada sebagian bangunan situs yang telah dirobohkan dan dibangun dengan bangunan talut. Informasi dari masyarakat, bangunan itu dibangun pada tahun 2009 silam. Akibatnya, ada bagian situs yang hilang karena dibongkar.

Selain itu, pada bagian tengah petirtaan atau pemandian juga ada bangunan baru yang dibangun masyarakat. Bangunan baru itu berupa replika kepala manusia. Bangunan tersebut dianggap baru karena melihat bangunan tersebut dibuat dengan semen. Padahal pada zaman dahulu belum ada semen.

Dia menuturkan proses penggalian situs telah mencapai 80% dari total lokasi keseluruhan situs. “Sampai Minggu [27/8/2017], proses penggalian telah mencapai 80%,” kata Wicaksono saat dihubungi Madiunpos.com, Senin (28/8/2017). (baca: BPCB Gali Situs Peninggalan Abad 14 di Desa Karangpatihan Ponorogo)

Advertisement

“Kalau yang berhasil ditemukan di bawah 70%, kemungkinan situs tersebut tidak bisa dipugar. Kalau yang ditemukan sedikit, dipaksa untuk dipugar, itu artinya penipuan sejarah. Dan itu tidak diperbolehkan,” jelas dia.

Untuk bagian situs Beji yang telah dibongkar untuk proyek bendungan tersebut, pihaknya akan menggunakan teknik mirror atau melihat sisi sebelahnya. Namun, untuk bagian tengah pertitaan yang diperkirakan dibangun 1960-an akan digali lebih jauh pembangunannya sampai mana saja.

Dia menuturkan situs Beji ini menghadap ke timur laut dan sumber air dari pegunungan kars di bagian barat daya. Situs ini menghadap ke kota Ponorogo.

Advertisement

Dimungkinkan pemanfaatan situs ini merupakan sumber irigasi untuk mengairi lahan pertanian dan juga pemandian masyarakat era itu. Hal itu diperkuat dengan adanya patung lumbung yang ada di sekitar situs. Pertitaan dan lumbung ini bisa dikatakan sebagai tempat suci atau pemujaan Dewi Sri atau dewi kesuburan.

“Kita kan negara agraris. Bisa dimungkinkan fungsi Beji di sini itu untuk kegiatan pertanian masyarakat. Kami meyakini situs ini berkaitan dengan kerajaan di Ponorogo saat itu,” terang arkeolog BPCB Trowulan ini.

Setelah penggalian situs selesai, kata Wicaksono, nanti akan menjawab berbagai pertanyaan yang sebelumnya diutarakan yaitu mulai dari berapa meter kedalaman petirtaan, berapa ketebalan dinding petirtaan, hingga bentuk utuh situs. Setelah selesai penggalian nanti akan terlihat dalam gambar tiga dimensi yang akan dibuat tim.

Advertisement

“Kalau saat ini kami belum bisa menjelaskan bentuk utuh situs Beji, karena memang belum 100% terlihat,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif