SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ponpes Gontor. (Istimewa)

Solopos.com, PONOROGO — Sebanyak tiga santri dinyatakan meninggal dunia dalam kecelakaan bus masuk jurang di kawasan Pegunungan Kebun Kopi di Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, Kamis (4/5/2023). Total santri yang menumpang bus tersebut diketahui mencapai 29 orang (ditambah satu sopir dan tiga kernet).

Sedianya, para santri itu menempuh perjalanan dari arah Kota Palu menuju Pondok Pesantren Gontor di Kabupaten Poso. Santri sebanyak 29 orang itu merupakan mantan santri asal Pesantren Gontor Ponorogo Jawa Timur. Diduga rem blong, bus masuk ke jurang di lokasi kejadian.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dilansir dari www.gontor.ac.id pada Kamis (4/5/2023), perjalanan panjang Pondok Modern Darussalam Gontor bermula pada abad ke-18. Pondok Tegalsari sebagai cikal bakal Pondok Modern Darussalam Gontor didirikan oleh Kyai Ageng Hasan Bashari.

Saat pondok tersebut dipimpin Kiai Khalifah, terdapat seorang santri yang sangat menonjol dalam berbagai bidang, yakni Sulaiman Jamaluddin. Ia adalah putera Panghulu Jamaluddin dan cucu Pangeran Hadiraja, Sultan Kasepuhan Cirebon.

Sulaiman Jamaluddin diketahui sangat dekat dengan kiainya. Sebaliknya, kiainya pun sayang padanya. Setelah Sultan Jamaluddin dirasa telah memperoleh ilmu yang cukup, ia dinikahkan dengan putri kiai dan diberi kepercayaan mendirikan pesantren sendiri di desa Gontor.

Gontor awalnya merupakan sebuah tempat yang terletak lebih kurang 3 km sebelah timur Tegalsari dan 11 km ke arah tenggara dari Kota Ponorogo. Sebelum berdiri ponpes, kawasan Gontor masih merupakan kawasan hutan yang belum banyak didatangi orang. Bahkan hutan ini dikenal sebagai tempat persembunyian para perampok, penjahat, penyamun, dan pemabuk.

Di tahap awal, santri di Ponpes Gontor berjumlah 40 orang. Pondok Gontor yang didirikan Kiai Sulaiman Jamaluddin terus berkembang dengan pesat, khususnya ketika dipimpin oleh putera beliau yang bernama Kiai Anom Besari.

Ketika Kiai Anom Besari wafat, pondok diteruskan generasi ketiga dari pendiri Gontor lama dengan pimpinan Kiai Santoso Anom Besari. Setelah perjalanan panjang tersebut, tibalah masa bagi generasi keempat.

Tiga dari tujuh anak dari Kiai Santoso Anom Besari memperbaharui sistem pendidikan di Gontor dan mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor pada tanggal 20 September 1926 bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345, dalam peringatan Maulid Nabi.

Hal itu dilakukan setelah ketiganya menuntut ilmu ke berbagai lembaga pendidikan dan pesantren. Masing-masing anak dari Kiai Santoso Anom Besari itu, yakni K.H. Ahmad Sahal (1901-1977), K.H. Zainuddin Fanani (1908-1967), K.H. Imam Zarkasyi (1910-1985).

Pada saat itu, jenjang pendidikan dasar dimulai dengan nama Tarbiyatul Athfal. Kemudian, pada 19 Desember 1936 yang bertepatan dengan 5 Syawal 1355, didirikanlah Kulliyatu-l-Muallimin al-Islamiyah yang program pendidikannya diselenggarakan selama enam tahun, setingkat dengan jenjang pendidikan menengah.

Perguruan Tinggi Darussalam (PTD) didirikan pada 17 November 1963 yang bertepatan dengan 1 Rajab 1383. Belakangan diketahui PTD itu berganti nama menjadi Institut Pendidikan Darussalam (IPD) sebelum akhirnya berganti lagi menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID).

Saat ini, ISID memiliki tiga fakultas (Fakultas Tarbiyah dengan jurusan Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Bahasa Arab; Fakultas Usuluddin dengan jurusan Perbandingan Agama, dan Akidah dan Filsafat; dan Fakultas Syariah dengan jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, dan jurusan Manajemen Lembaga Keuangan Islam).

Di tahun 1996, ISID memiliki kampus sendiri di Demangan, Siman, Ponorogo. Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo saat ini dipimpin oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal; Prof. Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A; dan Drs. K.H. M. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya