Jatim
Selasa, 1 Oktober 2019 - 14:05 WIB

Bupati Tegaskan Tidak Ada Embrio PKI di Madiun

Redaksi Solopos.com  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para pelajar mendengarkan penjelasan tentang relief yang berisi kekejaman PKI di Monumen Kresek, Kabupaten Madiun, Selasa (1/10/2019). (Madiunpos.com-Abdul Jalil)

Madiunpos.com, MADIUN — Ratusan pelajar dan pegawai Pemerintah Kabupaten Madiun mengikuti upacara memeringati Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Selasa (1/10/2019). Monumen Kresek merupakan monumen pengingat peristiwa keganasan PKI pada tahun 1948 di Madiun.

Seusai upacara, puluhan pelajar dari berbagai SMA di Madiun ini mengelilingi monumen tersebut. Mereka melihat patung Musso, pimpinan PKI, yang sedang memenggal kepala Kiai Husein. Mereka juga melihat relief yang bercerita mengenai kekejaman PKI di Madiun.

Advertisement

Baca Juga:

Kunjungi Madiun, Konjen AS Keliling Di Monumen Kresek

Advertisement

Kunjungi Madiun, Konjen AS Keliling Di Monumen Kresek

Bupati Ahmad Dawami Kikis Stigma Madiun Basis PKI Pakai Cara Ini

Peristiwa berdarah dan penuh pembantaian di Madiun ini pun diceritakan kembali dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini.

Advertisement

“Pada tanggal 18 September 1948, melalui Soemarsono, PKI menguasai instansi pemerintahan di Madiun dan sekitarnya. Madiun menjadi pusat aksi. Sedangkan wilayah sekitar Madiun dijadikan rusuh,” kata dia seusai upacara peringatan Hari kesaktian Pancasila.

Namun, penguasaan PKI di Madiun tidak berlangsung lama. Pasukan Siliwangi berhasil menumpas kekuatan PKI di Madiun pada 30 September 1948. Hingga akhirnya pemerintah berhasil merebut kembali Madiun . Aksi pasukan Siliwangi ini mendapatkan dukungan rakyat di Madiun.

Di tempat yang kini menjadi monumen ini, kata Bupati, menjadi tempat pembantaian para pejabat pemerintahan, polisi, hingga tokoh-tokoh Islam saat itu.

Advertisement

Kaji Mbing, sapaan akrab Bupati, menegaskan Madiun bukan kampungnya PKI. Nenek moyang orang Madiun tidak pernah ada yang berasal dari PKI.

“Di Madiun tidak pernah ada embrio PKI. Di Madiun hanya menjadi pusat aksinya PKI,” jelasnya.

Sederet tokoh-tokoh PKI seperti Musso, Amir Sjariffudin, Soemarsono, dan lainnya bukan orang Madiun. Menurutnya, Madiun hanya dijadikan tempat aksi kekejaman PKI.

Advertisement

Salah seorang pelajar SMA Kiai Ageng Basyariyah Sewulan, Muhammad Ali, mengatakan kegiatan keliling sejarah di Monumen Kresek ini tentu menjadi pelajaran dan semakin mengetahui sejarah kelam PKI. Kunjungan sejarah ini tentu menjadi penguat pelajaran sejarah yang telah diajarkan di sekolah.

“Paham komunis ini kan enggak beragam ya. Mereka kejam. Para penggeraknya yaitu Musso, Amir Sjariffudin,” ujar dia saat ditanya tentang apa yang diketahui tentang Monumen Kresek.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif