SOLOPOS.COM - Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mendatangi salah satu kendang di Kecamatan Pudak, Ponorogo Senin (20/6/2022). (Istimewa/Kominfo Ponorogo)

Solopos.com, PONOROGO — Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menaruh perhatian serius untuk menangani wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayahnya. Bupati berencana ngantor di Kecamatan Pudak, yang menjadi wilayah terdampak paling parah adanya wabah PMK.

Kecamatan Pudak merupakan sentra sapi perah di Kabupaten Ponorogo. Ada ratusan ekor sapi di wilayah itu yang terjangkit PMK.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sampai 20 Juni 2022, data menunjukkan sebanyak 4.716 ekor sapi terpapar PMK. Dari ribuan ekor sapi yang terpapar itu, sebanyak 4.006 ekor telah ditangani. Sedangkan sapi yang mati akibat penyakit ini sebanyak 473 ekor. Selain itu, sapi yang dinyatakan smebuh dari PMK ada dua ekor.

Saat mendatangi salah satu kendang milik peternak di Kecamatan Pudak, Senin (20/6/2022), bupati menemukan fenomena aneh yang terjadi pada sapi. Dia menyebut kemungkinan tidak hanya virus PMK saja yang menyerang ternak, tetapi ada faktor lain yang membuat sapi lebih cepat mati.

Baca Juga: Keren! Flashmob Tari Bujang Ganong Diikuti Ratusan Anak di Ponorogo

‘’Jadi, saat proses penyembuhan, sapi tidak mau makan dan tau-tau mati. Ini yang agak aneh dan perlu diteliti,’’ kata Sugiri setelah melihat kondisi sapi Senin (20/6/2022).

Ada beberapa ekor sapi yang telah mati sengaja diautopsi dokter hewan kemudian dicek di laboratorium. Ada organ yang diambil dokter untuk menentukan apakah ada virus varian baru di dalamnya.

Sugiri berharap pengecekan di laboratorium bisa segera diumumkan hasilnya. Sebab, gejala yang ada pada sapi ini berbeda dengan gejala saat ternak diserang PMK.

‘’Mudah-mudahan bisa menunjukkan ini virus atau bukan. Atau apakah ada yang memboncengi ini,’’ ujarnya.

Baca Juga: BPJS Sampai LGBT, Ini Masalah yang Dibahas Bahtsul Masail di Ponorogo

Sugiri memberi alasan mengapa tidak sejak awal dia datang langsung menangani virus PMK di Pudak yang terkenal dengan sentra sapi perah. Sebab, dia sedang merencanakan anggaran, obat, dan program yang kongkrit terlebih dahulu.

Selain itu, dia juga bakal mengatasi kekurangan dokter hewan dan segera mengumumkan rekrutmen relawan dokter hewan. Rencananya, pekan depan sudah diumumkan dan dilakukan seleksi.

‘’Semoga bisa segera teratasi,’’ ungkapnya.

Pihaknya memohon masyarakat tidak gegabah mengambil secara mentah-mentah data sapi yang terpapar PMK melalui media sosial. Sebab, data yang beredar itu bukan lah data yang benar. Sugiri juga meminta untuk memastikannya lewat Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo sebagai pihak yang menangani.

‘’Monggo dilihat berapa yang sakit, meninggal, atau terpapar,’’ ujarnya.

Sementara itu, beberapa peternak mulai kewalahan menguburkan sapi-sapi yang mati di Kecamatan Pudak. Bahkan, dalam satu hari mereka bisa menguburkan 12 sapi. Bupati pun tidak tinggal diam melihat fenomena tersebut.

‘’Kami bakal mencarikan solusi untuk masalah tersebut,’’ pungkasnya. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya