SOLOPOS.COM - Inilah nenek-nenek yang menjadi aktor di baliik mendunianya sambal pecel Madiun. (JIBI/Solopos /Aries Susanto)

Bisnis unik ini bukan karena caranya mengemas produk. Tapi, dari caranya mengolah bahan dasar yang tak mau berkompromi dengan teknologi. Kenapa?

Madiunpos.com, KOTA MADIUN –Perusahaan skala rumah tangga ini memiliki keunikan dalam mengolah bahan bahan dasarnya. Salah satunya tetap memakai batu lumpang dan tenaga manusia untuk menumbuk kacang tanah sebelum diolah menjadi sambal pecel khas Madiun.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Padahal, jika mau berpikir efektif dan efisien, kacang tanah tak harus ditumbuk secara manual oleh tenaga manusia, melainkan dengan mesin penggilingan.

Perusahaan itu ialah sambal pecel Jeruk Purut, sebuah perusahaan rumah tangga yang didirikan oleh Ny Kasiyem, sosok yang hanya tamat SD kelas III.

Menurut Mbah Misirah, salah satu pegawai usaha sambal pecel Jeruk Purut, ada alasan mendasar kenapa sambal produk Jeruk Purut tak dihaluskan memakai mesin penggilingan. Menurutnya, dengan menumbuk kacang di batu lumpang dan memakai kayu Lamtoro Jowo, rasa sambal akan jauh lebih enak dan gurih.

“Kacang yang ditumbuk dengan kayu lamtoro Jowo dan memakai lumpang, akan membuat rasa sambal terasa gurih dibanding digiling dengan mesin penggilingan,” paparnya saat berbincang dengan Madiunpos.com di kediaman Ny Kasiyem Jl Jalan Delima 32 Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jumat (23/1/2015).

Menurut Misirah, batu lumpang dan penumbuk dari kayu Lamtoro Jowo adalah “senjata” ampuh yang jarang diperhatikan seseorang ketika membuat sambal pecel.

Resep ini, kata Misirah, sudah dipakai sejak puluhan tahun silam. Dan resep tersebut adalah warisan dari simbah-simbah terdahulu. “Sekarang apa ada anak-anak muda atau ibu-ibu membuat sambal pecel dengan cara ditumbuk di lumpang dan memakai kayu lamtoro jowo? Mereka lebih memilih digiling atau diblender, karena gampang,” paparnya.

Padahal, sambungnya, kacang yang dilebur memakai mesin penggilingan rasanya jelas berbeda dengan kacang yang ditumbuk dengan kayu dan batu alam.

“Kalau digiling pakai mesin ada rasa gimana gitu,” paparnya.

Sekadar diketahui, pelanggan sambal pecel cap Jeruk Purut sudah meluas ke kalangan instansi pemerintah, perusahaan swasta, toko, maupun pejabat pemerintah. Bahkan, pemasaran sambal pecel Jeruk Purut telah menyebar hingga ke Malang, Surabaya, Bali, Bandung, dan Jakarta.

Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, sambal pecel produksi Ny Kasiyem bahkan pernah dipesan oleh warga Belanda dalam jumlah besar sekitar 1 ton. Rata-rata dalam sehari, tak kurang dua kuintal sambl yang diproduksi.

Kini, usahanya itu telah dilanjutkan anaknya. Meski Kasiyem telah meninggal dunia sekitar tahun lalu, namun nama dan prestasinya tetap dikenang masyarakat Kota Madiun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya