Jatim
Rabu, 15 Juni 2022 - 16:33 WIB

Bikin Hoaks Penculikan Anak, Kades & Kasun di Ponorogo Diperiksa Polisi

Ronaa Nisa'us Sholikhah  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembuat informasi dugaan penculikan anak sedang diperiksa di Polres Ponorogo Selasa (14/6/2022) (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Solopos.com)

Solopos.com, PONOROGO — Satreksim Polres Ponorogo memanggil tiga orang terkait viralnya rekaman suara yang berisi dugaan penculikan anak di Desa Kupuk, Kecamatan Bungkal, Ponorogo, Jawa Timur. Tiga orang tersebut dimintai keterangan terkait informasi berantai yang meresahkan masyarakat itu.

Tiga orang yang dipanggil di kantor polisi itu adalah Kepala Desa Kupuk, Kepala Dusun, Patran, dan seorang warga yang mengunggah rekaman suara itu di media sosial.

Advertisement

Diketahui sebelumnya, ada sebaran rekaman berdurasi 2 menit 55 detik dan berisi rekaman terkait adanya dugaan penculikan. Di dalam rekaman tersebut berisi tentang imbauan kepada masyarakat di Desa Kupuk agar berhati-hati jika anaknya bermain tanpa pengawasan.

Imbauan itu dibuat lantaran ada mobil yang dikhawatirkan melakukan tindak penculikan. Mobil itu memang datang ke Desa Kupuk pada hari Minggu. Sang pemberi informasi khawatir dan meminta untuk menyebarluaskan agar masyarakat waspada.

Baca Juga: Meresahkan! Rekaman Berisi Penculikan Anak Bikin Geger Warga Ponorogo

Advertisement

Kanit Pidum Satreskrim Polres Ponorogo, Ipda Guling Sunaka, membenarkan  bahwa memang ada informasi dugaan penculikan tersebut. Namun, setelah dilakukan penyelidikan tidak ada tempat kejadian perkara (TKP) atau orang yang akan melakukan penculikan.

”Faktanya, dari keterangan warga mobil itu hanya menanyakan alamat seseorang yang memang berada di desa tersebut,” ungkapnya, Selasa (14/6/2022).

Nah, pengemudi mobil itu diketahui memang berhenti di tempat anak-anak yang sedang bermain dan bertanya ke salah satu anak. Namun, mobil itu juga berhenti di beberapa titik dan menanyakan alamat kepada orang lain.

Advertisement

Baca Juga: Keren! Pelajar Ponorogo Ini Diterima di Tiga Kampus Luar Negeri

”Karena khawatir berlebihan, sang penyebar informasi langsung memberitahukan ke masyarakat soal adanya dugaan penculikan anak,” ujarnya.

Guling menyebut pembuat informasi itu adalah Kepala Dusun (Kasun) setempat yang mendapatkan kabar dari warganya. Selain itu, ada masyarakat yang secara sukarela mengunggah di media sosial dan menjadi viral.

”Mereka tidak paham efek dari media sosial dan ternyata membuat resah masyarakat,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif