Jatim
Jumat, 7 Mei 2021 - 09:04 WIB

Bikin Bangga! Santri Asal Mojokerto Jadi Imam Masjid Besar di Uni Emirat Arab

Abdul Jalil  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa berfoto bersama Rahmat Alfian Hidayat, santri yang lolos menjadi imam Masjid Besar di UEA. (Istimewa/Pemprov Jatim)

Solopos.com, SURABAYA -- Seorang santri asal Desa Sedati, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, bernama Rahmat Alfian Hidayat, lolos seleksi imam Masjid Besar di Uni Emirat Arab (UEA).

Pemuda tersebut merupakan satu dari 27 hafiz asal Indonesia yang dipilih menjadi imam masjid di negara kaya minyak tersebut.

Advertisement

Alfian merupakan penghafal Alquran jebolan Ma'had Umar Bin Khattab Surabaya dan Pondok Pesantren Ibnu Ali Sidoarjo. Rencananya, Alfian akan berangkat ke UEA pada Juni 2021.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan rasa bangga dan bersyukur atas lolosnya pemuda Mojokerto itu jadi imam Masjid Besar di UEA. “Turut senang, bersyukur, sekaligus bangga, Rahmat Alfian Hidayat, hafiz asal Desa Sedati, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerti, ini lolos seleksi menjadi imam Masjid Besar di Uni Emirat Arab,” kata Khofifah yang dikutip dari keterangan resmi, Kamis (6/5/2021).

Baca Juga: Satgas Covid-19 Nasional Puji Inovasi Pemkot Madiun Tangani Pandemi

Advertisement

Gubernur menginginkan Alfian dapat secara proaktif mengkampanyekan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Yakni dengan menebar dakwah, literasi, narasi, dan perbuatan yang sejuk, harmonis, damai, toleran, dan penuh kasih sayang.

Khofifah berharap Alfian bisa betah di negeri orang dan dapat menjalankan tugas dengan baik di UEA.

“Buat Alfian, selamat dan sukses. Semoga betah di sana dan bisa menjalankan tugas dengan baik, serta mengharumkan nama hafiz asal Indonesia,” ujar Khofifah.

Advertisement

Pemprov Jatim, kata Gubernur, akan turut serta memfasilitasi keberangkatan Alfian ke UEA. “Saya titip, sampaikan kepada masyarakat di sana bahwa rakyat Indonesia meski berbeda suku, agama, ras, dan budaya, namun dapat hidup berdampingan dengan damai,” kata dia.

Baca Juga: Tak Bisa Berenang, Pelajar di Ponorogo Tewas Tenggelam di Sungai

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif