Jatim
Selasa, 30 Juni 2020 - 17:45 WIB

Beras Bantuan dari Pemerintah Berkutu dan Tak Layak Konsumsi, Warga Madiun Protes

Abdul Jalil  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beras BPNT yang diterima sejumlah warga di Desa Purworejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun pada Juni 2020. (Istimewa)

Solopos.com, MADIUN -- Sejumlah warga miskin penerima Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di Desa Purworejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun mengeluhkan kualitas beras bantuan yang jelek dan berkutu.

Kepala Desa Purworejo, Suprayogi, mengatakan pemerintah desa telah menerima keluhan dari sejumlah warga penerima BPNT. Keluhan mereka terkait kualitas beras yang diterima melalui bantuan yang bersumber dari Kementerian Sosial (Kemensos).

Advertisement

Dia menuturkan beras bantuan tersebut dianggap tidak layak konsumsi dan berkutu. Warga pun akhirnya mengeluh. Warga meminta kualitas beras bantuan diperbaiki lagi sehingga lebih layak untuk dikonsumsi.

"Baru kali ini beras bantuan yang diterima keluarga penerima manfaat [KPM] tidak layak. Sebelumnya tidak pernah ada keluhan terkait beras tidak layak seperti sekarang," kata dia, Selasa (30/6/2020).

Advertisement

"Baru kali ini beras bantuan yang diterima keluarga penerima manfaat [KPM] tidak layak. Sebelumnya tidak pernah ada keluhan terkait beras tidak layak seperti sekarang," kata dia, Selasa (30/6/2020).

Bareng UMKM, Pertamina Salurkan Bright Gas Rp2,455 Miliar di Boyolali

Suprayogi menuturkan masyarakat mengambil bantuan tersebut di E-Warung yang ada di desa setempat. Sedangkan beras tersebut distok oleh Bulog. Sebelumnya E-Warung menyediakan beras untuk program BPNT dari warga.

Advertisement

Pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Bulog terkait masalah ini. Dalam koordinasi itu, pemerintah desa meminta kepada pihak Bulog untuk memperbaiki kualitas beras yang diberikan kepada warga penerima bantuan.

Klarifikasi Bulog

Kepala Perum Bulog Sub Divre 4 Madiun, Ahmad Mustari, menepis beras program BPNT di Desa Purworejo yang berkutu dan tidak layak konsumsi adalah beras dari Bulog. Beras untuk BPNT bukan hanya diambil dari Bulog, tetapi juga diambil dari supplier lain.

"Tidak semua beras untuk program BPNT dari Bulog. Ada juga supplier yang tidak mengambil beras dari kita. Kan ada supplier lokal. Jangan dikatakan semua beras BPNT ambil dari Bulog," jelas dia saat dihubungi, Selasa.

Advertisement

Pasien Positif Covid-19 Jateng Sempat Melonjak, Ganjar Bilang Begini ke Jokowi

Mustari menyayangkan adanya peristiwa beras bantuan yang tidak layak dikonsumsi itu. Dia pun meminta Dinas Sosial Kabupaten Madiun supaya menelusuri terlebih dahulu beras itu berasal dari supplier mana.

"Tidak mungkin kita itu memberikan beras yang tidak layak konsumsi. Secara pribadi saya prihatin," ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif