SOLOPOS.COM - Sejumlah geolog dari Balai Geologi Bandung melakukan penggalian di situs Wajak-2 di Lereng Gunung Cerme, Desa Gamping, Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (30/4/2016). Eskavasi bertujuan mencari sisa fosil sekaligus meluruskan sejarah lokasi penemuan fosil manusia purba pertama, Homo Wajakensis, oleh Eugene Dubois pada 1980-an yang selama ini dipersepsikan berlokasi di situs Wajak-1 yang berjarak sekitar dua kilometer dari situs Wajak-2. (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

Benda bersejarah Tulungagung ini terkait penggalian di Situs Wajak-2.

Madiunpos.com, TULUNGAGUNG – Penggalian Situs Wajak-2 di Desa Gamping, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang diyakini sebagai lokasi penemuan fosil manusia purba pertama Indonesia, Homo Wajakensis, pada 1890-an, dihentikan sementara.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kasi Pelestarian Purbakala dan Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tulungagung Tri Nugraha mengatakan upaya ekskavasi telah dihentikan dan tim peneliti dari Museum Geologi Bandung telah pulang, Minggu (8/5/2016).

“Mereka akan kembali lagi melanjutkan penelitian tahun depan,” kata di di Tulungagung, Senin (10/5/2016).

Menurut Tri, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tulungagung sejauh ini belum mendapat laporan resmi hasil penggalian oleh tim geologi tersebut.

Namun ia mengaku tahu sejumlah kemajuan maupun hasil yang dicapai tim paleontologi dari Museum Geologi Bandung, karena komunikasi secara intensif dengan tim peneliti maupun interaksi mereka dengan komunitas pecinta sejarah maupun arkeologi di Tulungagung.

Tri Nugraha mengatakan selain alasan penelitian yang berbatas waktu, ekskavasi dihentikan oleh Tim Geologi Bandung karena setelah mencapai kedalaman 210 centimeter, tim mendapati lempengan batuan yang diduga guguran tebing.

“Memang tidak banyak temuan baru. Hasil penggalian hanya menemukan sejumlah fosil binatang berukuran kecil, seperti tikus, burung, dan kura-kura, gigi rusa, dan landak yang berada di kedalaman 130 centimeter dari permukaan tanah di titik penggalian,” kata dia.

Sementara itu, salah seorang paleontolog yang terlibat dalam proyek penggalian Situs Wajak-2, Erick Setya Budi, melalui pesan pendek di jejaring percakapan media sosial mengakui tak ada temuan baru selama penggalian berlangsung.

Ia mengatakan selama penggalian area situs Wajak yang berlangsung sejak Sabtu (30/4/2016) hingga Minggu (8/5/2016) hanya menemukan beberapa ekstrak fosil binatang yang belum ditentukan usianya.

“Hasilnya seperti yang Mas lihat di nampan plastik. Tidak ada yang lain,” kata Erick merujuk hasil penggalian pada hari pertama saat sejumlah wartawan meliput langsung di lokasi Situs Wajak-2.

Setelah tak menemukan lagi tanda-tanda fosil manusia purba di Situs Wajak-2 yang diyakini sebagai lokasi asli penemuan fosil Homo Wajakensis pada 1890-an oleh dr. Eugene Dubois, Erick mengonfirmasi lubang galian kini telah ditutup lagi.

Penggalian lanjutan akan dilakukan dengan melakukan penggalian di lokasi yang sama atau sekitarnya, pada saat penelitian tahap dua menindaklanjuti temuan paleontolog dari Belanda bernama Jhon de Vorst yang mendapati lokasi asli lokasi penemuan Situs Wajak-2 di area bawah tebing Bukit/Gunung Cerme di Dusun Cerme, Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat.

Lokasi tersebut, menurut Erick maupun Ketua Tim Ekskavasi Museum Geologi Bandung, Iwan Kurniawan, bergeser sekitar 2-3 kilometer dari lokasi Situs Goa Wajak-1 yang selama ini diyakini lokasi penemuan fosil Homo Wajakensis.

“Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meluruskan sejarah yang mempersepsikan bahwa lokasi penemuan fosil wajakensis itu ada di situs Wajak-1, yaitu di corner atau sudut (Kawasan Pegunungan Karst Dusun Cerme),” kata Iwan Kurniawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya