SOLOPOS.COM - Aktivitas warga di depan rumah yang tergenang banjir di Baureno, Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (2/12/2016). Banjir tersebut disebabkan meluapnya sungai Bengawan Solo. (JIBI/Solopos/Antara/Zabur Karuru)

Bencana Bojonegoro diwaspadai karena curah hujan tinggi akhir-akhir ini.

Solopos.com, BOJONEGORO — Hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Sungai Bengawan Solo beberapa hari terakhir mengakibatkan daerah hilir di Jawa Timur terancam dilanda banjir luapan sungai tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Hendro, Rabu (18/1/2017), menyelaskan banjir mengancam daerah hilir Jawa Timur, karena ada kenaikan air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi.

Di Ndungus, ketinggian air Bengawan Solo masuk siaga kuning dengan ketinggian 7,90 meter pukul 09.00 WIB. “Naiknya ketinggian air Ndungus dipengaruhi hujan di Ponorogo dan sekitarnya,” jelas dia.

Menurut dia, Bengawan Solo di Jurug Solo, Jawa Tengah, tidak terjadi banjir, termasuk ketinggian air di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Jawa Tengah, masih di bawah siaga banjir. Sesuai data ketinggian air pada papan duga di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri hari ini mencapai 131,68 meter, masih di bawah siaga.

Namun demikian, kata dia, hujan yang terjadi secara merata juga mengakibatkan sejumlah sungai di hilir, Jawa Timur, mulai Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan, yang bermuara ke Bengawan Solo juga penuh.

Sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, kata dia, curah hujan selama Januari di sebagian daerah Bojonegoro berkisar 151-200 mm dan sebagian lainnya 301-400 mm.

“Tapi curah hujan di Madiun dan Ponorogo dan sekitarnya lebih tinggi dibandingkan curah hujan di Bojonegoro,” ujarnya.

Sesuai data, ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro merangkak naik menjadi 11,67 meter pukul 12.00 WIB.

Begitu pula ketinggian air Bengawan Solo di hilirnya dalam waktu bersamaan juga naik, mulai Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing 5,97 meter, 4,42 meter, 3,04 meter dan 1,15 meter.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo menyatakan lebih mewaspadai banjir bandang yang disebabkan curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari ini.

“Melihat curah hujan tinggi yang terjadi beberapa hari daerah kami rawan terjadi banjir bandang,” ungkap Andik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya