SOLOPOS.COM - Bupati Ponorogo memberikan sambutan dalam acara Bimtek penyusunan masterplan smart city Rabu (8/6/2022) (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Solopos.com)

Solopos.com, PONOROGO — Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menjadi satu dari 50 kabupaten/kota yang bakal menyandang smart city. Ditargetkan status smart city di Ponorogo bisa diraih pada akhir tahun 2022 bersama daerah lainnya.

Salah satu tujuan menjadikan Ponorogo smart city yaitu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Bentuk komitmen para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk pelayanan masyarakat harus prima.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Paling penting semangat teman-teman ASN, yang sektor-sektor penting maka semuanya harus hadir. Maka saya menyemangati agar tidak berhenti di angan-angan, tapi harus betul-betul targetnya harus tercapai,” kata Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, setelah acara Bimbingan Teknis Penyusunan Masterplan Smart City di Hotel Maesa Ponorogo, Rabu (8/6/2022).

Sugiri mengaku ada beberapa daerah di Ponorogo yang masih menjadi titik blank spot. Maka, tahun 2021 lalu pihaknya sengaja menganggarkan Rp2,5 juta per RT per tahun untuk peningkatan sarana prasarana.

Baca Juga: Peras Seorang Gay di Ponorogo, 3 Wartawan & LSM Gadungan Dibekuk Polisi

“Tahun 2022, kami sudah anggarkan Rp10 juta per RT per tahun, di mana Rp2 juta untuk mengisi infrastruktur internet tingkat RT,” terangnya.

Intfrastruktur internet itu diharapkan bisa mempercepat penyebaran informasi melalui dunia digital. Tidak hanya di kota tapi juga sampai ke pelosok wilayah Kabupaten Ponorogo yang didominasi area pegunungan.

“Maka dana Rp10 juta per RT untuk merubah mindset sekaligus untuk percepatan transformasi ke digital lebih cepat,” imbuhnya.

Sugiri menambahkan implementasi Smart City nantinya untuk meningkatkan pelayanan masyarakat. Cakupannya ada enam pilar. Yakni Smart Governance atau tata kelola pemerintahan cerdas, Smart Branding atau inovasi pemasaran daerah, Smart Economy atau pengelolaan perekonomian cerdas. Kemudian Smart Living atau kelayakan taraf hidup, Smart Society atau sosial masyarakat yang dinamis, serta Smart Environment atau tata kelola lingkungan cerdas.

Baca Juga: Ratusan Sapi Terpapar PMK, Bupati Ponorogo Tutup Pasar Hewan

Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional, Profesor Marsudi Wahyu Kisworo menambahkan langkah smart city ini merupakan upaya untuk membangun kawasan modern dan maju. Terutama kehidupan masyarakat baik kesehatan maupun kesejahteraan ekonomi.

‘’Dasarnya adalah mengembangkan teknologi digital. Nanti akan banyak digunakan, misalnya untuk memenuhi pelayanan, misal tidak perlu mengantri, tidak ada pungli, pelayanan jadi lebih murah bahkan gratis,” ujarnya.

Misalnya di sisi pertanian, lanjut Marsudi, bisa menggunakan smart farming yang membuat produksi lebih meningkat. Jadi, dengan adanya internet bisa dimanfaatkan penuh oleh masyarakat.

Baca Juga: Habis Rp420 Juta, Ini Alasan Crazy Rich Ponorogo Lebarkan Jalan Desanya

“Jadi ibaratnya kalau internet gratis jalan raya, kalau smart city itu adalah membuat jalan raya itu bermanfaat secara ekonomi perdagangan ya meningkat,” tambah Marsudi.

Marsudi pun menerangkan pembangunan kawasan, seperti Sampung bakal menjadi kawasan Reog. Atau face-off (bedah wajah) kawasan Jalan HOS Tjokroaminoto, Jalan Jenderal Sudirman, dan Jalan Urip Sumoharjo bisa menjadi potensi ekonomi.

“Ketika smart city terbentuk, investasi yang masuk ke daerah dapat lima kali sampai sepuluh kali lipat,” pungkasnya. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya