SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani merawat tanaman tembakau. (Solopos/Dok)
Solopos.com, MADIUN — Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tembakau terbesar di dunia. Disamping dampaknya yang cukup besar bagi kesehatan, tembakau berperan penting dalam perekonomian Indonesia.
Dilansir dari kemenperin.go.id, industri hasil tembakau merupakan salah satu sektor strategis domestik yang memiliki daya saing tinggi dan terus memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Tembakau produksi dari Indonesia adalah salah satu yang diminati oleh pasar Internasional.
Provinsi Jawa Timur adalah sentra penghasil tembakau terbesar dalam skala nasional. Tercatat dalam buku Statistik Indonesia 2023 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, Jawa Timur pada tahun 2022 berhasil memproduksi tembakau mencapai 100,6 ribu ton. Kemudian disusul Jawa Tengah dengan hasil produksi sebesar 53,7 ribu ton.
Berikut ini adalah lima daerah di Jawa Timur yang memproduksi tembakau terbesar dilansir dari buku Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2023 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur.
Berikut ini adalah lima daerah di Jawa Timur yang memproduksi tembakau terbesar dilansir dari buku Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2023 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten Jember merupakan daerah penghasil tembakau terbesar di Jawa Timur. Hasil produksinya mencapai angka 27.251 ton pada tahun 2022. Pada tahun sebelumnya Kabupaten Jember juga menduduki peringkat pertama sebagai penghasil tembakau terbesar, dengan hasil produksi sebanyak 24.285 ton. Jumlah tersebut menunjukkan adanya peningkatan sebesar 2.966 ton dari tahun sebelumnya.
Dilansir dari repository.unej.ac.id, Desa Tegalgede, Kecamatan Sumbersari merupakan salah satu desa di Kabupaten Jember yang terkenal sebagai penghasil tembakau. Sebagian besar hasilnya digunakan untuk bahan baku pembuatan rokok. Melansir dari indonesia.go.id, Kabupaten Jember juga menjadi daerah penghasil utama tembakau cerutu kualitas dunia yang sebesar 90% produksinya diekspor ke berbagai negara.
Sedangkan pada tahun sebelumnya Kabupaten Probolinggo menghasilkan tembakau mencapai 11.997 ton dengan luas lahan tanam sebesar 8.256 hektar, yang mana jumlah tersebut sebenarnya tak terlalu berbeda dari tahun sebelumnya walaupun tergolong lebih rendah.
Daerah ketiga yang memproduksi tembakau terbesar di Jawa Timur adalah Kabupaten Pamekasan. Dilansir dari jurnal.unej.ac.id, varietas tembakau di Madura banyak diminati oleh perusahaan industri rokok karena memiliki karakteristik tekstur dan aroma yang khas sehingga cocok digunakan sebagai bahan baku utama maupun sebagai racikan atau campuran.
Kabupaten Pamekasan pada tahun 2022 dapat memproduksi tembakau mencapai 11.273 ton. Sedangkan pada tahun sebelumnya Kabupaten Pamekasan memproduksi tembakau jauh lebih tinggi yaitu sebesar 19.100 ton. Hal ini menunjukkan bahwa hasil produksinya menurun cukup besar dari tahun sebelumnya.
Daerah penghasil tembakau terbesar keempat adalah Kabupaten Bojonegoro. Hasil produksi tembakau di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2022 mencapai 11.250 ton dengan luas area tanam sebesar 11.439 hektare. Jumlah tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang jumlahnya mencapai 12.607 ton.
Dilansir dari sippadu.bojonegorokab.go.id, Kabupaten Bojonegoro memiliki kualitas tembakau jenis yang unggul yaitu virginia dan Jawa yang tersebar di 18 kecamatan. Tembakau jenis virginia banyak dihasilkan di Kecamatan Kedungadem, Kepohbaru, Sugihwaras, Baureno, Ngasem dan Sumberrejo. Sedangkan jenis Jawa banyak dihasilkan di Kecamatan Ngraho, Purwosari, Kasiman, Ngambon, Tambakrejo, Padangan dan Sugihwaras.
Kabupaten Situbondo adalah daerah penghasil tembakau terbesar di Jawa Timur pada urutan kelima. Pada tahun 2022 Kabupaten Situbondo mampu memproduksi tembakau terbesar 6.883 ton dengan luas area tanam sebesar 5.322 hektar.
Sedangkan pada tahun sebelumnya, Kabupaten Situbondo mampu menghasilkan sebesar 9.871 ton dengan luas area tanam sebesar 8.024 hektare. Dari jumlah tersebut diketahui bahwa produksinya dan lahan tanamnya menurun dari tahun sebelumnya.