SOLOPOS.COM - Ilustrasi rehab rumah tidak layak huni (RTLH). (Dok)
Solopos.com, BANYUWANGI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, merenovasi 1.352 rumah tak layak huni (RTLH) di tahun ini.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengatakan bantuan stimulus perbaikan rumah atau bedah rumah ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan taraf kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Program tersebut tidak sekadar menyediakan rumah layak huni tetapi juga harus diperhatikan sirkulasi udara dan air bersih.
“Terima kasih kepada seluruh pihak yang terus bersinergi, bersama-sama bergotong royong membantu warga Banyuwangi. Terima kasih Kementerian PUPR, DPR RI, dan DPRD Banyuwangi, dan seluruh pihak yang ikut berkontribusi,” kata dia seperti dikutip dari Antara, Kamis (28/9/2023).
Ipuk Fiestiandani mengatakan anggaran bedah rumah di Banyuwangi berasal dari pemkab, pemerintah pusat, dan gotong royong dengan berbagai pihak lainnya.
Contohnya, program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) dari Kementerian PUPR. Tahun ini Banyuwangi mendapatkan alokasi BSPS untuk 930 rumah yang tersebar 17 kecamatan.
Program bedah rumah juga melibatkan pemerintahan desa melalui APB Desa telah dianggarkan untuk renovasi rumah tidak layak huni 394 unit.
“Ada juga program TMMD, kerja sama pemkab dengan Kodim 0825. Dengan demikian kalau ditotal, bedah rumah tahun ini menyasar 1.352 unit rumah,” kata dia.
Salah seorang penerima bantuan warga Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Wagiyah, 56, mengaku terharu karena rumahnya segera direnovasi oleh pemkab. Ia menerima bantuan stimulus bedah rumah dari pemkab senilai Rp20 juta untuk perbaikan rumahnya.
“Terima kasih Ibu Bupati. Saya senang rumah saya mau diperbaiki,” katanya.
Sumber: Antara.