SOLOPOS.COM - Banjir Bengawan Solo di Bojonegoro. (JIBI/Solopos/Antara/Slamet Agus Sudarmojo)

Banjir Bojonegoro masih menyisakan sembako yang belum disalurkan BPBD setempat.

Madiunpos.com, BOJONEGORO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur akan mendistribusikan bantuan sembako bagi korban banjir bandang di Desa Senganten dan Gondang, Kecamatan Gondang, setelah menerima data korban lengkap dengan namanya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Pemberian bantuan sembako akan dilakukan setelah ada data lengkap nama korban banjir bandang,” kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno di Bojonegoro, Rabu (30/12/2015).

Saat ini, katanya, jajaran Muspika Kecamatan Gondang, dengan dibantu jajaran desa, masih melakukan pendataan korban banjir bandang yang melanda dua desa di Kecamatan Gondang, Selasa (29/12/2015). Data sementara, lanjut dia, jumlah korban banjir bandang di Desa Gondang 235 rumah dan Desa Senganten 15 rumah.

“Banjir bandang, disebabkan hujan deras yang terjadi di daerah setempat selama dua jam,’ jelas dia.

Dalam kejadian banjir bandang itu, lanjut dia, tidak ada korban jiwa, tapi ada sejumlah rumah warga yang rusak. “Bantuan sembako berupa beras 12 kilogram, untuk satu kepala keluarga (KK),” jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan sesuai Peraturan Bupati (Perbup) Bojonegoro bahwa korban bencana, mulai banjir, angin kencang, juga lainnya, memperoleh santunan uang, kalau mengalami kerugian.

12 Ton Stok Beras
BPBD, kata Kasi Sarana dan Logistik BPBD MZ. Budi Mulyono, masih memiliki stok beras sekitar 12 ton, dan 1.885 paket sembako untuk membantu korban bencana, mulai banjir, tanah longsor dan angin kencang. Selain itu, lanjut dia, juga berbagai persediaan lainnya, mulai makanan siap saji 997 paket, tambah gizi 1.059 paket, selimut 1.876 lembar, sak, terpal, juga yang lainnya.

“Dapur umum kendaraan juga sudah disiapkan dan bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan,” tandasnya.

Data di BPBD, selama 2015 telah terjadi 30 kejadian banjir bandang, di antaranya, empat kali terjadi pada Desember, dengan jumlah kerugian mencapai Rp6,866 miliar. “Kami lebih mewaspadai banjir bandang, dibandingkan banjir luapan Bengawan Solo, sebab dampak banjir bandang lebih parah,” kata Kepala BPBD Andik Sudjarwo.

Ia menambahkan sesuai laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, bahwa curah hujan di daerahnya selama Januari berkisar 201 mm-300 mm. “Curah hujan yang terjadi cukup besar, sehingga berpeluang menimbulkan banjir bandang,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya