SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas tim search and rescue (SAR) Bojonegoro. (JIBI.Solopos/Dok.)

Banjir Bojonegoro disongsong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dengan penambahan personel.

Madiunpos.com, BOJONEGORO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur menambah pos penanggulangan bencana demi mengantisipasi banjir Bojonegoro dan bencana alam lainnya pada musim penghujan 2016 ini. Demi mengoperasikan pos-pos baru penanggulangan bencana itu, BPBD Bojonegoro merekrut 18 personel baru.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Penambahan personel penanggulangan bencana ini karena BPBD mendirikan tiga pos pembantu baru di Kecamatan Sekar, Ngraho dan Kedungadem,” ungkap Sekretaris BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia di Bojonegoro, Kamis (14/1/2016).

Ia menjelaskan personel baru penanggulangan bencana itu, kini masih dalam proses seleksi. Tes penerimaan yang digelar sejak Rabu (13/1/2016), diikuti 135 peserta. Kamis, peserta dijadwalkan mengikuti tes fisik dan keterampilan mengemudi.

“Pelaksanaan tes fisik ditangani tim Brimob Polda Jawa Timur di Bojonegoro. Yang jelas, semua peserta wajib mengikuti tes fisik, wawancara juga keterampilan mengemudi,” katanya.

Menurut dia, tambahan 18 personel BPBD Bojonegoro itu akan mendukung 60 personel yang sudah ada sebelumnya. “Tugas personel penanggulangan tidak hanya menanggulangi bencana kebakaran, tapi juga bencana lainnya, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang,” tuturnya.

Siaga Bencana
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sukirno, menambahkan pemkab sekarang ini memberlakukan status siaga bencana dalam menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang, juga bencana lainnya. “Posko bersama penanggulangan bencana dengan melibatkan berbagai instansi terkait kami dirikan kalau status bencana banjir sudah masuk siaga,” jelas dia.

Ia menambahkan pada Januari ini Bengawan Solo, belum pernah meluap termasuk tidak ada kejadian banjir bandang. Namun, sesuai data di BPBD setempat, pada 2015 lalu telah terjadi beberapa kali banjir bandang di 36 desa yang tersebar di 11 kecamatan, antara lain di Kecamatan Kasiman, Baureno, Malo, Sekar dan Kepohbaru.

Dalam kejadian banjir bandang dalam setahun itu, menimbulkan kerugian mencapai Rp7,5 miliar lebih akibat rusaknya tanaman padi seluas 1.601 hektare, juga kerusakan pemukiman warga. “Yang jelas kami sudah menyiapkan berbagai kebutuhan dalam menghadapi ancaman banjir, juga bencana lainnya,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya