Jatim
Jumat, 18 Maret 2016 - 23:05 WIB

BANJIR BOJONEGORO : Banjir Masih Mengancam Bojonegoro hingga April 2016

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Masjid di Desa Piyak, Bojonegoro terendam banjir, Jumat (26/2/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Slamet Agus Sudarmojo)

Banjir Bojonegoro diwaspadai hingga April mendatang.

Madiunpos.com, BOJONEGORO – Ancaman banjir akibat luapan Bengawan Solo dan banjir bandang di Bojonegoro tetap diwaspadai karena hujan diprediksi masih terjadi sampai awal April 2016.

Advertisement

“Kewaspadaan menghadapi ancaman banjir tetap diberlakukan, belum berhenti sebab hujan di daerah kami masih akan terjadi sampai awal April,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo di Bojonegoro, Jumat (18/3/2016).

BPBD juga mewaspadai ancaman bencana tanah longsor, angin kencang, dan sebagainya selama musim hujan tahun ini.

Advertisement

BPBD juga mewaspadai ancaman bencana tanah longsor, angin kencang, dan sebagainya selama musim hujan tahun ini.

Ia menuturkan sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, curah hujan yang terjadi selama Maret dan Apri, masih cukup tinggi, tetapi masih lebih tinggi curah hujan selama Februari lalu.

“Meskipun terjadi penurunan curah hujan kewaspadaan tetap dilakukan, sebab kondisi alam tidak bisa diprediksi dengan tepat,” kata Andik.

Advertisement

“Dampak banjir bandang bisa mengakibatkan kerusakan rumah, juga lainnya, dibandingkan luapan Bengawan Solo,” jelas Andik.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno menambahkan saat ini ketinggian air Bengawan di daerahnya aman di bawah siaga banjir.

Hal senada disampaikan Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom.

Advertisement

“Ancaman banjir luapan Bengawan Solo kemungkinan masih ada, tapi tidak sebesar ketika banjir Februari lalu,” ucap dia.

Berdasarkan data BPBD Bojonegoro, kerugian banjir luapan Bengawan Solo yang terjadi tahun ini mencapai Rp504 juta. Banjir luapan sungai terpanjang di Jawa di daerah setempat melanda 20 desa di 10 kecamatan, antara lain, Kecamatan Kota, Trucuk, Balen, Kapas, Kanor dan Baureno.

Banjir merendam tanaman padi seluas 1.361 hektare, palawija 175 hektare dan warga terdampak sebanyak 479 kepala keluarga (KK).

Advertisement

Sementara, banjir bandang dari sungai di daerah setempat juga mengakibatkan kerugian mencapai Rp1,087 miliar. Banjir bandang yang terjadi beberapa kali telah melanda 13 desa, yang tersebar di Kecamatan Kepohbaru, Sekar, Kasiman, Temayang, Malo dan Sumberrejo.

Warga terdampak sebanyak 898 KK, selain itu banjir juga merusak tanaman padi seluas 91 hektare dan palawija.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif