SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir di Bojonegoro. (JIBI/Solopos/Antara/Slamet Agus Sudarmojo)

Banjir Bojonegoro yang dipicu meluapnya air Bengawan Solo dilaporkan sudah mulai surut.

Madiunpos.com, BOJONEGORO — Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan ketinggian banjir luapan Bengawan Solo di hilir, wilayah Jawa Timur, berangsur surut, namun masih diberlakukan status Siaga.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Status banjir Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, masih siaga,” kata Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Mucharom, Rabu (10/2/2016).

Sesuai data UPT Bengawan Solo, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro, Rabu pukul 06.00 WIB, surut menjadi 13,8 m. “Ketinggian air Bojonegoro terus turun, sejak sehari lalu,” ucapnya menegaskan.

Begitu pula, lanjutnya, secara bersamaan ketinggian air di Babat, Lamongan, juga surut menjadi 7,94 m (Siaga II), yang sebelumnya sempat mencapai 7,95 m, Selasa (9/2/2016) pukul 21.00 WIB. Ketinggian air di Laren/Plangwot, Lamongan juga surut menjadi 5,66 m (Siaga III), yang semula mencapai 5,68 m, pukul 24.00 WIB.

Namun ketinggian air di Karanggeneng, di Kuro, dan juga di Lamongan belum surut dengan statusnya masing-masing masih Siaga II dengan ketinggian 4,28 m dan 2,06 m. “Meski ada penurunan ketinggian air, tapi kewaspadaan tetap kita lakukan, mengingat curah hujan yang masih tinggi,” jelas dia.

Awan Cumulonimbus
Senada dengan itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro Andik Sudjarwo mengimbau kewaspadaan menghadapi banjir luapan Bengawan Solo. Bahkan, pihaknya mewaspadai terjadinya awan cumulonimbus (CB) yang terjadi di atas wilayahnya, yang berpotensi menimbulkan hujan lebat yang disertai badai dan petir, khususnya di wilayah selatan.

Adanya konstribusi hujan lokal, lanjut dia, akan menambah debit air banjir Bengawan Solo. “Kami minta kesiapsiagaan camat dan meneruskan kepada kepala desa (kades) serta masyarakat terkait kemungkinan terjadinya hujan sangat deras yang disertai angin kencang dan badai petir khususnya di wilayah selatan,” paparnya.

Data di BPBD setempat bahwa genangan banjir merendam 43 desa yang tersebar di 11 kecamatan, antara lain, di Kecamatan Kota, Balen, Kanor dan Baureno. Warga yang terdampak banjir sebanyak 788 keluarga, dan dilaporkan satu rumah rusak berat diterjang banjir. Selain itu, banjir juga merendam areal tanaman padi seluas 1.062 ha, palawija 144 ha, dan menggenangi prasarana dan sarana umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya