Jatim
Selasa, 2 Agustus 2022 - 22:11 WIB

Bangkai Paus yang Terdampar di Peraiaran Banyuwangi Bakal Diautopsi

Newswire  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seekor Paus Sperma (physeter macrocephalus) terdampar di Pantai Warudoyong, Bulusan, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (1/8/2022). Paus dengan panjang sekitar 10 meter itu sebelumnya terlihat oleh nelayan berputar-putar di sekitar Pelabuhan Ketapang dan sulit dievakuasi ke tengah laut karena sedang surut. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/rwa.

Solopos.com, BANYUWANGI — Paus sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Perairan Laut Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, akhirnya mati. Rencananya, ikan berukuran jumbo itu bakal dievakuasi dan diautopsi untuk keperluan riset dan ilmu pengetahuan.

Ikan paus sperma itu pertama kali ditemukan pada Senin (1/8/2022) sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu, paus itu terlihat dari utara dan terlihat kebingungan hanya berputar-putar di perairan berjarak 50 meter dari bibir pantai.

Advertisement

Setelah terdampar di perairan Laut Bulusan, paus sperma itu dinyatakan mati pada Senin malam.

“Bangkai paus ini bakal dievakuasi dan diautopsi untuk keperluan riset dan ilmu pengetahuan. Kami akan melibatkan Universitas Airlangga [Unair] di Banyuwangi untuk melakukan autopsi-nya,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kepada wartawan di Banyuwangi, Selasa (2/8/2022).

Advertisement

“Bangkai paus ini bakal dievakuasi dan diautopsi untuk keperluan riset dan ilmu pengetahuan. Kami akan melibatkan Universitas Airlangga [Unair] di Banyuwangi untuk melakukan autopsi-nya,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kepada wartawan di Banyuwangi, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga: Realisasi Pendapatan Jatim Tertinggi Nasional, Gubernur: Alhamdulillah

Menurut dia, autopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti paus sperma (physeter macrocephalus) tersebut terdampar hingga mengalami kematian.

Advertisement

Salah satu tim dari Unair Banyuwangi, drh. Aditya Yudhana, mengatakan proses autopsi sendiri akan dilakukan di lokasi setelah bangkai tersebut dievakuasi ke daratan.

“Di antaranya kami akan memeriksa sistem pencernaannya. Apakah ada pendarahan, benjolan atau lain sebagainya. Untuk sementara kami belum bisa mengungkapkan hasilnya, karena masih proses,” kata dokter yang menekuni parasitologi veteriner itu.

Baca Juga: Waduh, Sungai di Surabaya Dipenuhi Busa, Karena Limbah?

Advertisement

Aditya menyampaikan juga akan mencari penyebab terdampar-nya hewan mamalia terbesar itu.

“Selat Bali ini memang termasuk jalur migrasi ikan paus. Tapi, dilakukan di kedalaman 800-900 meter. Jadi, kok bisa sampai terdampar ini, juga akan kami teliti,” ucapnya.

Sehari sebelumnya, paus sperma itu terus berenang ke arah selatan sembari terus menyemburkan air lewat punggungnya. Hingga akhirnya paus itu berhenti berenang saat tiba di belakang Hotel Ketapang Indah dan sempat menabrak rangka dermaga.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif