Jatim
Sabtu, 25 Desember 2021 - 16:54 WIB

Awas! Kasus DBD di Madiun Naik, Total 103 Kasus dan 1 Orang Meninggal

Abdul Jalil  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas dari Dinkes Kabupaten Madiun melakukan fogging di Kecamatan Wungu, Kamis (23/12/2021). (Istimewa)

Solopos.com, MADIUN – Angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Madiun naik tajam pada 2021. Tercatat, sepanjang tahun 2021 ada 103 kasus DBD dan satu orang di antaranya meninggal dunia.

Dibandingkan 2020, ada peningkatan kasus DBD. Pada tahun lalu total kasus DBD sebanyak 86 dengan pasien meninggal dunia dua orang. Sehingga ada peningkatan kasus sebanyak 17 dibandingkan tahun ini.

Advertisement

Baca Juga: Mengintip Sekalus, Kampung Tengah Hutan Madiun yang Dihuni 10 Keluarga

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Anies Djaka Karyawan, mengatakan kasus DBD tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Bahkan, pada Desember 2021 ini terjadi peningkatan kasus secara signifikan yakni ada penambahan 29 kasus DBD.

“Tahun ini total kasus DBD mencapai 103 kasus dengan satu orang meninggal dunia,” kata dia, kemarin.

Advertisement

Anies menuturkan kasus DBD ini tersebar di sejumlah kecamatan di Madiun. Namun, untuk daerah endemisnya ada di 24 desa dan kelurahan. Seperti di Desa Klorogan, Kecamatan Geger, dan Kelurahan Wungu, Kecamatan Wungu.

Dia menjelaskan jumlah kasus terbanyak ada di Kecamatan Wungu dengan 29 kasus DBD sejak Januari sampai Desember ini. Bahkan, pada Desember ini, tercatat sembilan warga yang terjangkit DBD di Wungu. Dua orang di antaranya masih dirawat di rumah sakit.

Lebih lanjut, Anies menjelaskan peningkatan kasus DBD ini dipengaruhi datangnya musim hujan sejak November. Menurutnya, hal ini memicu berkembangnya nyamuk aedes aegypti.

Advertisement

Baca Juga: Hujan Deras dan Angin Kencang Terjang Malang Raya, Puluhan Rumah Rusak

Dia mengimbau kepada masyarakat supaya lebih giat untuk melakukan kerja bakti membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Apalagi saat ini intensitas hujan cukup tinggi.

“Mungkin saat ini masyarakat konsentrasinya di Covid-19 ya, jadi lupa pada PSN [pemberantasan sarang nyamuk],” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif