SOLOPOS.COM - Wali Kota Madiun, Maidi, saat menjadi narasumber dalam Lokakarya Perencanaan Pembangunan Bidang Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB di Hotel Aston Madiun, Senin (7/3/2022). (Madiunpos.com/Abdul Jalil)

Solopos.com, MADIUN — Angka kasus stunting di Kota Madiun terkendali bahkan hanya 7,74 persen saat ini atau di bawah target angka stunting pemerintah pusat, yaitu 14 persen hingga 2024.

Meski cukup terkendali, Wali Kota Madiun, Maidi tidak berpuas diri. Dia meminta angka temuan kasus stunting ditekan lagi tahun ini. Harapannya kelahiran dan pertumbuhan anak di Kota Pendekar semakin baik dan sehat.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Baca Juga : Kabupaten Wonogiri Canangkan Zero Stunting pada 2023, Bisa?

“Stunting sudah bagus pengendaliannya. Kami juga berhasil menekan sampai di urutan terendah kedua di Jawa Timur. Kami masih kalah sama Mojokerto. Untuk itu, stunting menjadi masalah yang terus diperhatikan,” kata Maidi seusai menjadi narasumber Lokakarya Perencanaan Pembangunan Bidang Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB di Hotel Aston Madiun, Senin (7/3/2022).

Dia menyebut angka stunting di Kota Madiun saat ini 7,74 persen. Padahal, target yang ditetapkan pemerintah pusat yaitu 21 persen. Kemudian, pemerintah pusat menurunkan target angka stunting menjadi 14 persen hingga 2024.

Baca Juga : Wah, Beras Bervitamin dari Bulog Ini Diklaim Bisa Cegah Stunting Lho

“Upaya penurunan angka stunting ini wajib dilakukan. Angka kelahiran semakin turun. Karena kelahiran yang semakin sedikit ini, setiap kelahiran harus berkualitas. Kalau bisa jangan ada yang stunting,” jelasnya.

Selain permasalahan stunting, Maidi juga menyoroti persoalan angka harapan hidup (AHH). Angka harapan hidup di Kota Madiun sebenarnya sudah cukup tinggi, yaitu 72,41 tahun. Ini berarti setiap kelahiran di Kota Madiun memiliki harapan hidup sampai usia 72 tahun.

Baca Juga : BKKBN: Dari 100 Orang di Indonesia, 24 Orang di antara Alami Stunting

“Angka harapan hidup ini menjadi salah satu indikator Indeks Pembangunan Manusia [IPM] dari bidang kesehatan. Saat ini AHH masuk sepuluh besar di Jatim. Saya berharap AHH di Madiun bisa masuk lima besar bahkan tiga besar,” tutur dia.

Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB Kota Madiun, Denik Wuryani, mengatakan berbagai upaya telah dilakukan mencegah stunting. Selama ini, lanjut dia, pemkot telah melakukan berbagai upaya, seperti intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

Baca Juga : Gawat! Jateng Masuk Daerah Rawan Kasus Stunting

“Stunting dan AHH ini kan memang ada pengaruh dari lingkungan dan lainnya. Untuk itu, kami hadirkan berbagai leading sektor terkait termasuk masyarakat dalam lokakarya ini untuk menghimpun masukan-masukan,” ungkap dia. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya