Jatim
Rabu, 4 Oktober 2023 - 11:11 WIB

Ampo Khas Tuban, Camilan Tradisional yang Unik Terbuat dari Tanah Liat

Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ampo sebagai camilan khas Tuban. Ampo terbuat dari tanah liat. (Istimewa/disbudporapar.tubankab.go.id)

Solopos.com, TUBAN — Ampo menjadi camilan tradisional dan unik yang khas di Kabupaten Tuban, Jatim. Camilan ini dinilai memiliki khasiat, di antaranya dapat menjadi tameng melindungi usus manusia dari serangan virus dan bakteri.

Dikutip dari disbudporapar.tubankab.go.id pada Rabu (4/10/2023), ampo bisa menguatkan sistem pencernaan dan mendinginkan perut. Hal ini ternyata memang merupakan fungsi dari tanah yang menjadi bahan baku pembuatan ampo.

Advertisement

Tanah liat yang diolah menjadi ampo merupakan tanah liat yang bersih alias tidak terkontaminasi kotoran hewan(mengandung telur parasit) dan lainnya. Pemilihan tanah dalam pembuatan ampo khas Tuban harus dilakukan dengan cermat.

Tanah liat yang steril membantu melindungi tubuh manusia dari serangan virus dan bakteri. Tanah liat bisa juga mengikat hal yang berbahaya seperti mikroba, patogen, dan virus.

Ampo yang terbuat dari tanah liat bersih memiliki efek membuat kondisi perut menjadi nyaman. Sehingga, camilan tradisional ampo ini bisa menjadi tameng untuk melindungi usus manusia dari serangan virus dan bakteri.

Advertisement

Dikutip dari bloktuban.com pada Rabu (4/10/2023), ampo bisa didapat di RT 001/RW 001, Dusun Trowulan, Bektiharjo, Semanding, Tuban. Makanan ini diproduksi keluarga Mbah Rasimah, 70 dan Leluhurnya.

Saat ini dikembangkan Sarpik, 40, yang merupakan generasi kelima leluhur. Mbah Rasimah memproduksi ampo sejak penjajahan Belanda.

Harga ampo khas Tuban terbilang cukup murah, yakni hanya Rp10.000 per kg. Pembuatan ampo diawali dengan memadatkan tanah liat terlebih dahulu sebelum akhirnya disimpan selama beberapa hari.

Advertisement

Tanah liat yang sudah menggumpal dikikis menggunakan bambu tajam untuk menghasilkan gulungan tipis mirip makanan stik berbentuk gulungan atau astor. Selanjutnya dilakukan pemanggangan selama 15 menit hingga 20 menit.

Saat pemanggangan berlangsung, tungku tak boleh mengeluarkan api karena yang dibutuhkan hanya asap panasnya. Rampung dipanggang, ampo ditiriskan terlebih dahulu sebelum disajikan. Biasanya, ampo khas Tuban ini diburu ibu-ibu hamil yang sedang ngidam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif