Jatim
Senin, 9 Maret 2015 - 23:05 WIB

AIR BERSIH : Apakah Ini Kebiasaan Kita di Rumah untuk Menjaga Kelestrian Si Emas Biru?

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mencuci motor (people.desktopnexus.com)

Air bersih menjadi barang mahal saat ini karena terjadinya pencemaran di mana-mana. Inilah sejumlah kebiasaan sehari-hari yang bisa melestarikan si emas biru.

 

Advertisement

Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Sebagai sumber kehidupan, air sudah selayaknya dirawat  dan dimanfaatkan dengan bijak. Untuk itulah, membangkitkan kesadaran warga dengan pemahaman yang benar terhadap air adalah sesuatu yang tak bisa ditawar lagi.

Pengamat lingkungan Universitas Katholik Widya Mandala (Unwima) Leo Eladisa Ganjar mengakui kampanye peduli terhadap air selama ini masih belum menggema di masyarakat. Indikasi paling gampang bisa dilihat dari minimnya warga yang bersedia membuat biopori dan sumur resapan di permukiman mereka.

Advertisement

Pengamat lingkungan Universitas Katholik Widya Mandala (Unwima) Leo Eladisa Ganjar mengakui kampanye peduli terhadap air selama ini masih belum menggema di masyarakat. Indikasi paling gampang bisa dilihat dari minimnya warga yang bersedia membuat biopori dan sumur resapan di permukiman mereka.

 

 

Advertisement

 

Data yang berhasil dihimpun Madiunpos.com, mengungkapkan kebutuhan air dalam rumah tangga paling banyak ialah untuk mandi dan cuci pakaian. Urutan kedua ialah untuk keperluan toilet, memasak dan cuci piring. Disusul kemudian untuk kebutuhan siram tanaman, membersihkan rumah, cuci kendaraan, dan minum.

 

Advertisement

Kebutuhan air di skala rumah tangga inilah yang mestinya bisa dihemat. Untuk kebutuhan mandi misalnya, tips penghematannya ialah dengan memamaki shower ketimbang gayung atau bath up. Sementara untuk kebutuhan toilet, dengan menggunakan toilet bersistem dual flush (dua tombol flush). Dengan sistem ini, dapat menghemat penggunaan air sampai dengan 68%.

 

Yang tak kalah pentingnya, ialah memasyarakatkan program pembuatan sumur resapan dan biopori di sekitar pekarangan rumah. Langkah ini adalah upaya memanfaatkan air hujan dan air-air yang tak terpakai agar bisa disimpan di dalam tanah dan mengalami proses penyaringan secara alami. Fungsinya ialah mengembalikan kesuburan tanah, menyimpan cadangan air sebanyak-banyaknya, dan mengurangi risiko banjir.

Advertisement

 

Pada level kebijakan, sambungnya, pemerintah juga harus terus membangun embung, kolam, dan waduk-waduk. Tujuannya, agar air permukaan bisa tersimpan dan bisa dipakai untuk urusan irigasi pertanian, peternakan dan lain-lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif