SOLOPOS.COM - Ilustrasi hanyut (JIBI/Dok. solopos.com)

Solopos.com, PAMEKASAN — Operasi pencarian seorang nelayan yang hilang di Perairan Pamekasan, Jawa Timur, dihentikan, Senin (3/4/2023). Sampai hari ketujuh, nelayan tersebut belum ditemukan.

Analis Kebencanaan Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, Budi Cahyono, mengatakan penghentian ini dilakukan setelah pencarian telah berlangsung selama tujuh hari sejak kejadian pada 27 Maret 2023 dan korban belum ditemukan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Meski operasi pencarian dihentikan, lanjut dia, pemantauan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI-Polri, dan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) tetap dilakukan.

“Jika misalnya ada tanda-tanda yang pasti, maka pencarian bisa dilakukan lagi,” kata dia, Senin malam.

Budi yang juga Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pamekasan ini menjelaskan penghentian pencarian nelayan hilang ini mengacu kepada ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan SAR Nasional Nomor.PK: 05 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelenggaraan Operasi SAR.

“Dalam ketentuan itu, dijelaskan bahwa pencarian dilakukan selama tujuh hari dan bisa dilanjutkan lagi apabila memang ada tanda-tanda ditemukan. Tapi pemantauan tetap dilakukan oleh petugas,” kata dia.

Nelayan yang hilang itu bernama Jefrizal Firdausi, 20, warga Dusun Gilin, Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan.

Nelayan muda itu diduga tercebur ke laut saat menangkap ikan di sekitar perairan Pantai Jumiang, Kecamatan Pademawu, Pamekasan pada Senin (27/3/2023) sekitar pukul 23.00 WIB.

Korban merupakan kru penangkap ikan Kapal Motor (KM) Harapan Baru yang berangkat dari Pelabuhan Pantai Desa Branta pada Senin (27/3/2023) sekitar pukul 15.00 WIB bersama 30 anak buah kapal (ABK) lainnya.

Kapal yang dinakhodai Muhlis selanjutnya mencari ikan di sekitar perairan Pantai Jumiang, Kecamatan Pademawu. Korban diketahui hilang dan diduga tercebur ke laut saat kapal sudah menuju arah pulang.

Sebelumnya, korban masih terlihat oleh nakhoda kapal saat memilah ikan hasil tangkapan dan saat haluan kapal menuju arah pulang, korban sudah tidak ada di tempat semula.

Nakhoda kapal, Mukhlis dan para ABK lainnya langsung melaporkan kejadian itu ke aparat desa setempat yang ditindaklanjuti dengan laporan kepada BPBD Pamekasan.

Sementara itu, kasus nelayan hilang asal Kabupaten Pamekasan kali ini merupakan kali kedua dua dalam dua tahun terakhir. Sebelumnya, pada Desember 2022, seorang nelayan asal Desa Branta dilaporkan hilang setelah tercebur ke laut saat menangkap ikan di sekitar perairan Pulau Gili Genting, Kabupaten Sumenep.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya