Jatim
Senin, 27 November 2023 - 20:57 WIB

4.000 Anak Balita di Ngawi Alami Stunting, Ini Cara Bupati Menekannya

Yoga Adhitama  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono dan Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko saat mengahadiri acara Festival Bakar Ikan Air Tawar di Waduk Sangiran Sumberbening, Senin (27/11/2023). (Solopos.com/ Yoga Adhitama)

Solopos.com, NGAWI — Sebanyak 4.000 anak bawah lima tahun (balita) dari 34.000 anak balita di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengalami stunting atau mengalami gangguan pada pertumbuhannya. Salah satu penyebab masih banyaknya anak stunting di Ngawi karena rendahnya konsumsi protein hewani.

Hal itu disampaikan Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, saat menghadiri acara Festival Bakar Ikan Air Tawar di Waduk Sangiran, Sumberbening, Senin (27/11/2023).

Advertisement

Menurut Ony, masih banyaknya anak balita stunting tersebut salah satunya disebabkan oleh tingkat konsumsi protein hewani masyarakat Ngawi masih rendah.

Ony menyampaikan tingkat konsumsi ikan masyarakat Ngawi saat ini baru diangka 34 Kg per kapita per tahun. Jumlah tersebut jauh di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur yang mencapai 44 Kg dan nasional 50 Kg per kapita per tahun.

“Ikan sebenarnya menjadi protein alternatif, karena ikan harganya cukup terjangkau, namun gizinya sangat kompleks. Namun masyarakat kita masih sangat rendah untuk mengkonsumsinya,”kata Ony Anwar.

Advertisement

Untuk itu, Bupati Ony akan mengoptimalisasi peningkatan konsumsi protein hewani melalui budidaya ikan di masing-masing desa. Menurutnya hal itu perlu untuk terus ditingkatkan agar dapat mensuplai kebutuhan protein masyarakat agar stunting dapat ditekan jumlahnya.

“Ini akan terus kita tingkatkan, salah satunya dengan cara budidaya ikan sampai ke tingkat desa. Jika budidaya ini tidak kita kembangkan maka kita kekurangan pasokan ikan untuk dikonsumsi masyarakat,”ujarnya.

Bupati menambahkan, untuk Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di masing-masing desa juga masih belum maksimal. Selain karena belum ada penanganan serius stabilisasi harga pakan juga masih menjadi kendala.

Advertisement

Ony berharap, nantinya masing-masing desa di Kabupaten Ngawi mempunyai Pokdakan agar hasil panennya dapat mensuplai asupan protein hewani bagi masyarakat di sekitarnya.

“Dari pantauan 217 desa dan kelurahan, Pokdakan ada 170, tetapi tidak tersebar merata. Kita ingin masing-masing desa mempunyai Pokdakan minimal dua sampai tiga sehingga nanti jumlahnya bisa sekitar 600 Pokdakan yang menyebar di 217 desa dan kelurahan di Kabupaten Ngawi,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif