Jatim
Sabtu, 21 April 2018 - 17:05 WIB

25 Pelajar SMP dan SMA di Tulungagung Kecanduan Narkoba

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Madiunpos.com, TULUNGAGUNG</strong> — Puluhan pelajar di Kabupaten Tulungagung menjalani rehabilitasi karena kecanduan narkoba. Program rehabilitasi dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional setempat untuk menghilangkan kecanduan yang dialami para murid berumur belasan tahun itu.</p><p>Pelajar Tulungagung yang direhabilitasi akibat kecanduan narkoba sebanyak 25 orang yang terdiri atas siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).</p><p>"Jumlah itu terhitung mulai Januari-pertengahan April 2018 di mana total ada 25 siswa yang sudah melakukan assesment dan program rehabilitasi narkoba sukarela ke BNN Tulungagung," kata Kepala Seksi Rehabilitasi BNN Kabupaten Tulungagung Yhuli Antoro di Tulungagung, Kamis (19/4/2018).</p><p>Proses rehabilitasi kecanduan narkoba berlangsung tertutup. Petugas BNN bahkan tidak mengizinkan awak media untuk meliput program rehabilitasi tersebut dengan pertimbangan kerahasiaan menyangkut privasi dan kenyamanan peserta program.</p><p>"Jika diekspose keluar nanti malah membuat peserta program rehabilitasi malu karena merasa diekploitasi," kata Yudhi.</p><p>Ia kemudian menceritakan kondisi peserta rehabilitasi dan sebagian gambaran program. Secara umum, ungkap Yudhi, terapi dilakukan dengan memberi motivasi psikologis.</p><p><span>Metode rehabilitasi sendiri dilakukan dengan metode konseling.</span>Proses konseling dilakukan setidaknya selama dua bulan berturut dengan terapi sekali hingga dua kali dalam sepekan.</p><p>Pelajar yang direhabilitasi mayoritas didominasi pelajar yang tingkat kecanduannya masih sebatas coba-coba. Jika dirasa sudah akut, si pengguna dirujuk ke panti rehabilitasi narkoba."Levelnya masih hanya coba-coba, kalau yang sudah parah kita kirim ke RSJ Porong di Lawang," katanya.</p><p>Mayoritas peserta rehabilitasi narkoba merupakan pecandu dobel L, yang biasanya disertai penggunaan minuman keras oplosan.</p><p>"Yang parah biasanya berawal dari SD sudah mengenal rokok, lalu komsumsi dobel L atau CTM," kata Yhuli.</p><p>Ia menjelaskan jenis narkoba yang dikonsumsi pelajar itu biasanya berupa pil dobel L akibat mudahnya barang haram itu didapat dan bisa ditebus dengan harga murah di kalangan pelajar. Menurut Yudhi, hasil penelitian lapangan menunjukkan, hampir semua sekolah, khususnya SMP dan SMA terdapat sejumlah siswa yang mengonsumsi narkoba jenis dobel L.</p><p>Sedikit di antaranya diyakini sudah menggunakan ganja dan sabu-sabu. Namun mayoritas dari mereka sudah gemar mengonsumsi minuman keras, meski produk ilegal atau jenis oplosan yang berbahaya karena mengandung methanol berat.&nbsp;</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif