SOLOPOS.COM - Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol M Taslim Chairuddin. (jatimprov.go.id)

Solopos.com, SURABAYA — Sebanyak 23 juta pemudik akan masuk ke Jawa Timur pada masa mudik Lebaran 2023. Berbagai antisipasi kemacetan dan menekan angka kecelakaan di jalan raya mulai dipersiapkan pihak kepolisian.

Dirlantas Polda Jawa Timur, Kombes Pol M. Taslim Chairuddin, mengatakan jumlah pemudik Lebaran tahun ini diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan perhitungan perkiraan, pada Lebaran 2023 ini jumlah pemudik yang masuk ke Jatim sebanyak 23 juta orang.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Terkait penanganan kemacetan, pihaknya membagi menjadi dua jalur arteri dan jalur tol.

“Untuk tol tidak mempermasalahkan. Yang menjadi persoalan ini jalur arteri. Setelah keluar tol seakan-akan bottleneck atau kemacetan. Tapi kami sudah menyampaikan kepada jajaran supaya dibentuk Tim Urai. Di mana masing-masing polres membentuk Tim Urai yang tugas pokoknya adalah fokus mengurai apabila ada kemacetan,” jelas dia di Mapolda Jatim, Rabu (12/4/2023).

Taslim menyampaikan untuk mengurai kemacetan akan menyiapkan skema one way di jalur tol. Jika diperlukan one way mulai di Km 54. Sehingga sebelum masuk ke Jawa Timur atau 2 km sebelum perbatasan Ngawi sudah disiapkan one way sampai masuk ke Surabaya.

Dia berharap ada kerja sama dari masyarakat. Sehingga apapun upaya yang dilakukan, tanpa dukungan masyarakat di lapangan tentu tidak akan pernah berhasil.

Menurut dia, pada saat Lebaran nanti tingkat mobilitas di Jawa Timur akan padat. Hal ini karena jumlah penduduk Jatim ada 40 juta jiwa, sedangkan kalau ada penambahan 20 juta jiwa dari pemudik akan ada 60 juta jiwa saat Lebaran di Jatim.

“Kepada anggota, arus lalu lintas harus tetap jalan meskipun kecepatannya berkurang. Kalau masyarakat tidak mau bersabar, saya khawatir terkunci. Sehingga maju dan mundur tidak bisa. Sendatan arus pasti ada, kami minta ada kesadaran dan kesabaran dari masyarakat,” ujar dia yang dilansir dari jatimprov.go.id.

Lebih lanjut, Taslim memberikan perhatian untuk penuruan kecelakaan lalu lintas di jalan tol. Hal ini karena posisi Jatim berada di ujung atau di titik lelah.

Berdasarkan data anev laka lantas pada 2021, tercatat ada 503 kasus kecelakaan. Kemudian pada 2022 naik menjadi 836 kasus. Sehingga tercatat ada kenaikan 64% lebih. Padahal pada masa mudik Lebaran tahun ini diperkirakan ada peningkatan arus sampai dengan 30% dari jumlah pemudik.

Menurut dia, semakin tinggi mobilitas masyarakat di jalanan, potensi kecelakaan lalu lintas pun akan tinggi.

“Kami sudah meminta teman-teman Jasa Marga supaya di titik-titik rawan dipasang speed trap. Insya Allah itu dipasang. Karena di titik rawan di jalan tol, pengemudi kecepatan tinggi dan cuaca gelap dan lampu penerangan kurang,” jelasnya.

Dia juga meminta supaya dipasang tempat imbauan di jalan tol. Selanjutnya di rest area disiapkan public addres untuk mengingatkan masyarakat setiap saat bahwa tujuan mereka adalah berkumpul dengan keluarga, silaturahmi dengan keluarga. Dengan pesan itu jangan sampai tujuan mudiknya tidak tercapai karena tidak sampai tujuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya