Jatim
Selasa, 10 Oktober 2023 - 21:24 WIB

2.004 Ha Hutan di Lawu Terbakar, Reboisasi Dilakukan dengan Teknik Aeroseeding

Yoga Adhitama  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi petak 39 Pos Ondo Rante yang ludes terbakar akibat kebaran hutan Gunung Lawu, Selasa (3/10/2023). (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, MAGETAN — Kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu semakin meluas. Tercatat sekitar 2.004,63 hektare hutan lindung di Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi terbakar hingga Selasa (10/10/2023).

Sebagian besar kebakaran ini melanda hutan lindung yang terdapat berbagai macam tanaman dan hewan. Termasuk tanaman endemik asli Gunung Lawu seperti cemara udang, kemlanding, dan pohon puspa.

Advertisement

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan usai api yang menghanguskan ribuan jenis tanaman di Gunung Lawu itu padam pihaknya akan melakukan recovery kawasan tersebut atau reboisasi.

“Nanti kami lihat proses asesmen berikutnya, supaya hutan-hutan yang pernah ada tanaman varian keragaman hayati bisa diproses recovery bersama,” ujarnya saat berkunjung ke Posko Induk Penanganan Karhutla Gunung Lawu di Desa Ngiliran,Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Selasa (10/10/2023).

Advertisement

“Nanti kami lihat proses asesmen berikutnya, supaya hutan-hutan yang pernah ada tanaman varian keragaman hayati bisa diproses recovery bersama,” ujarnya saat berkunjung ke Posko Induk Penanganan Karhutla Gunung Lawu di Desa Ngiliran,Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Selasa (10/10/2023).

Khofifah menyampaikan pihaknya akan melakukan proses aeroseeding untuk mengatasi potensi kegundulan hutan akibat kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu. Teknik aeroseeding tergolong baru untuk melakukan reboisasi hutan. Sebab, penerapannya harus memerlukan bantuan helikopter untuk menaburkan benih. Cara ini dipilih karena kontur tanah di Gunung Lawu cukup terjal dan susah dijangkau secara manual.

“Dengan keterjalan medan kita membutuhkan teknik tertentu untuk bisa menumbuhkan kembali habitat yang ada di daerah pegunungan,” ujarnya.

Advertisement

“Pemprov sudah 2 kali melakukan aeroseeding kalau musim hujan bisa dilakukan dengan titik tertentu dan bibit tertentu,” tambahnya.

Pemberlakuan teknik ini juga harus melalui beberapa asesmen dari semua pihak yang terkait. Hal ini karena, dalam implementasinya banyak aspek yang harus diperhatikan. Salah satunya menentukan titik lokasi penaburan benih sesuai dengan topografi wilayahnya.

“Tetap melalui proses asesmen, titik mana butuh biji mana sesuai topografi wilayah, lalu ditabur di daerah yang membutuhkan,” terangnya.

Advertisement

Khofifah juga mengimbau kepada seluruh Satgas yang melakukan pemadaman melalui jalur darat untuk selalu memonitoring ilaran sekat bakar agar api tidak jebol dan membara kembali. Dikhawatirkan jika terus merambat ke hutan produksi akan mengakibatkan semakin banyak kerugian material.

“Sekarang monitoring karena dikhawatirkan ilaran terkena kobaran api. Hutan lindung hutan industri harus dijaga, jangan sampai terkena kebakaran karena berdampak terhadap sektor ekonomi,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif