Jatim
Jumat, 23 Agustus 2019 - 23:05 WIB

1 Desa Sudah Kering Sama Sekali, Pemkab Magetan Tambah Pasokan Air Bersih

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, MAGETAN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan menambah pasokan air ke sejumlah desa menyusul makin meluasnya dampak kekeringan di kabupaten tersebut. Penambahan pasokan air dimulai pekan depan.

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Fery Yoga Saputra, mengatakan kekeringan di musim kemarau tahun ini semakin meluas.

Advertisement

Sampai saat ini ada tiga desa di dua kecamatan yang mengalami kekeringan. Bahkan satu desa di antaranya kondisinya sudah kering sama sekali.

Saat awal musim kemarau tahun ini, kata dia, ada dua desa di Kecamatan Parang yakni Desa Trosono dan Desa Sayutan yang kekeringan. Pada 21 Agustus lalu, satu desa lagi di Kecamatan Karas yakni Desa Kuwon menyusul kekeringan.

“Saat ini meluas di tiga desa. Di Desa Kuwon ini ada dua dusun yang mengalami kekeringan yaitu Dusun Sumbermeneng dan Dusun Penthuk,” kata dia saat dihubungi Madiunpos.com, Jumat (23/8/2019).

Advertisement

Fery menuturkan warga terdampak kekeringan sampai akhir Agustus ini mencapai 4.192 orang. Sebanyak 2.000 orang di antaranya warga Desa Kuwon.

Saat ini air yang dikirim ke tiga desa itu masing-masing hanya tiga tangki per hari. Tetapi, mulai pekan depan, khusus di Desa Kuwon akan dipasok air enam tangki per hari.

Hal ini karena kondisi kekeringan di desa tersebut semakin parah dan sumber air sudah sangat kering. “Pekan ini masih kami kirim tiga tangki per hari. Mulai pekan depan enam tangki per hari. Itu khusus di Desa Kuwon. Sedangkan di Desa Trosono dan Sayutan masih ada sumur warga dengan debit yang sangat kecil,” ujarnya.

Advertisement

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, BPBD mulai pekan depan juga bekerja sama dengan PDAM Magetan. Sejak awal kekeringan sampai Selasa (20/8/2019), BPBD telah mendistribusikan air bersih ke tiga desa itu sebanyak 920.000 liter.

Fery mengimbau masyarakat lebih menghemat air. Terlebih musim kemarau tahun ini diprediksi hingga Oktober.

Selain kekeringan, kata dia, dampak musim kemarau juga menyebabkan beberapa lokasi hutan di Magetan terbakar. Dia meminta masyarakat tidak sembarangan membuang puntung rokok dan membakar daun kering.

Dampak lain yang ditimbulkan yaitu pohon roboh karena diterjang angin kencang. Pada musim kemarau seperti sekarang, angin berembus semakin kencang dan bisa membuat pohon yang kondisinya sudah tua mudah roboh.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif